11 Tahun Dolly Surabaya Ditutup
Perjuangan Jarwo & Para Perintis UMKM eks Dolly Hilangkan Stigma Negatif Kampung Putat Jaya Surabaya
Jarwo bersusah payah berjibaku mengubah 'image' kampung Putat Jaya Surabaya menjadi kampung yang lebih baik di mata masyarakat.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: irwan sy
"Cuma intinya itu skala kecil aja ya. Jangan sampai menyimpulkan Dolly bangkit lagi. Nanti kasihkan anak-anak. Iya akhirnya namanya sudah yang selama ini dipendam-pendam. Yang selama ini sudah berani mengatakan Dolly sudah bebas Dolly saiki sudah berubah. Dolly saiki sudah itu berubah ini ada ini nanti takutnya dampaknya," jelasnya.
Malahan Jarwo menduga munculnya praktik prostitusi terselubung di permukiman warga eks Dolly itu, dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas positif yang dulu pernah terselenggara secara masif melibatkan UMKM masyarakat; salah satunya Trip Edukasi Wisata Kampung Eks Dolly dan semacamnya.
Karena, menurut Jarwo, ketika banyak aktivitas kunjungan wisatawan dari masyarakat atau instansi terkait; kelembagaan kampus serta sekolah yang mengikuti trip edukasi dengan blusukan ke permukiman bekas kampung Dolly.
Hal itu akan membuat perkampungan tersebut akan tampak selalu ramai dan sibuk, sehingga situasi tersebut tentunya membuat tidak nyaman oknum-oknum warga pendatang yang berniat negatif untuk membuat bisnis negatif yang terselubung dan tentunya haram.
"Kalau ada trip edukasi wisata kayak dulu. Kan enak. Membuat orang warga sekitar yang mau berbisnis negatif jadi takut. Karena sekarang sudah jarang kegiatan pemerintah, ya mereka berani. Jadi, itu pengaruh, mengada trip edukasi. Cukup aja jalan-jalan di sana, itu sudah buat mereka yang masih begitu enggak berani," katanya.
Ide Usaha Muncul saat Pelarian dari Polisi
Jarwo kini membuka lapak dagangan dengan memanfaatkan gerobak menjajakan minuman ringan seperti kopi, jajanan serta minuman kemasan, hingga rokok.
Bisnis tersebut dikelola bersama anggota keluarganya, yakni dua orang kakak Jarwo, juga turut mendulang untung berjualan dengan cara serupa di kawasan Gang Dolly itu.
Momen penting penutupan Dolly itu dideklarasikan oleh pembacaan janji dari 91 eks PSK dan muncikari di Gedung Islamic Center, Rabu (18/6/2014) silam.
Nah, beberapa bulan sebelum hari deklarasi itu, ia menjadi satu di antara belasan aktor penggerak massa dari ratusan warga Dolly yang getol menolak penutupan.
Cara menyulut api amarah warga sekitar; PSK, dan muncikari di sana, kala itu, mudah saja.
Bermodal argumen; seiring dengan penutupan Dolly, penghasilan hidup mereka bakal hilang.
Ratusan orang yang sejatinya kebingungan dengan situasi saat itu, langsung naik pitam.
"Ada penutupan Dolly, kami menolak penutupan Dolly lah. Setelah itu kami diburu sama Polisi, soalnya aku bagian UMKM; PKL-PKL Dolly. Saya koordinator," ungkap Jarwo.
Puncaknya, ketika aparat kepolisian mulai melakukan penangkapan terhadap sejumlah nama-nama orang yang dianggap sebagai provokator aksi penolakan penutupan Dolly.
Peristiwa itu terjadi pada medio sebelum dan sesudah Lebaran tahun itu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/PERINTIS-UMKM-DOLLY-Jarwo-45-saat-membersihkan-kacang-kedel.jpg)