Rumah Warga Trenggalek Retak Akibat Tanah Gerak, Dihuni 6 Orang Meski Berbahaya

Rumah warga di Kecamatan Pule, Trenggalek, Jatim, retak hingga 50 cm akibat tanah gerak. Dihuni 6 orang meski pondasi menggantung

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sofyan Arif Candra Sakti
TANAH GERAK DI TRENGGALEK - Tanah Gerak di Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). Tanah gerak menyebabkan rumah warga mengalami kerusakan parah. 

Ringkasan Berita:
  • Rumah warga Kecamatan Pule, Trenggalek, Jatim, retak hingga 50 cm akibat tanah gerak sejak tiga tahun.
  • Pondasi menggantung, retakan makin dalam hingga 2,5 meter.
  • Warga tetap menghuni, pemdes hanya beri bantuan sementara.

 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Rumah milik Bari (72) warga Dusun Gading di Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), berada dalam kondisi memprihatinkan akibat pergerakan tanah yang terus terjadi sejak tiga tahun terakhir. 

Retakan di rumah yang dihuni enam anggota keluarga itu, kini merambat dari lantai hingga tembok, bahkan bagian pondasi sudah menggantung tanpa pijakan.

Retakan Menganga hingga 50 Cm, Pondasi Menggantung

Bangunan rumah yang berdiri di atas tanah gerak tersebut, mengalami kerusakan parah. 

Retakan muncul dalam berbagai ukuran, mulai dari yang kecil hingga selebar 50 centimeter (cm). 

Bagian pondasi yang berada di tepi jalan kabupaten, juga tak lagi menempel pada tanah, sehingga harus diganjal batu untuk mencegah ambruk.

Kerusakan semakin parah terutama setelah hujan deras turun. Salah satu pergerakan tanah terbesar terjadi pada Rabu (12/11/2025), ketika retakan terdengar membesar disertai suara patahan yang diduga berasal dari pondasi.

“Pondasi semuanya retak-retak,” ujar Bari.

Selain melebar, retakan juga semakin dalam, bahkan mencapai kedalaman 2,5 meter di beberapa titik.

Rumah Tetap Dihuni, karena Tak Ada Pilihan

Meski kondisi rumah mengancam keselamatan, Bari tetap tinggal bersama istri, anak, menantu dan cucunya. 

Saat hujan deras turun, mereka biasanya berkumpul di area yang dinilai paling aman.

“Masih dihuni, melihat situasi dan kondisi dulu. Kalau hujan, cari tempat yang aman,” kata Bari.

Pemerintah Desa Survei Lokasi, Bantuan Masih Terbatas

Kepala Desa Jombok, Nur Salam, memastikan pihaknya telah beberapa kali meninjau langsung kondisi rumah Bari. 

Untuk sementara, pemerintah desa hanya bisa memberikan bantuan sembako dan menyiapkan gotong royong jika dibutuhkan.

Nur Salam menilai, rumah Bari sebenarnya sudah tidak layak huni dan seharusnya pindah demi keselamatan. 

Namun, keterbatasan tanah membuat keluarga itu tetap bertahan.

“Kalau tanah geraknya sudah berhenti, tetap bisa di sini. Tapi kalau bertambah parah, kami siap membantu semampunya dari desa,” ujar Nur.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved