Ops Zebra Semeru Di Bondowoso, Anggota Satlantas Pegang Papan Imbauan Di Jalur Antar Kota

Ringkasan Berita:

• Satlantas Polres Bondowoso menunjukkan papan imbauan di jalur antar kota selama Operasi Zebra Semeru 2025.
• Papan imbauan itu berisi 8 prioritas pelanggaran yang akan dikenai tindakan sebagai cara mengedukasi pengendara agar mematuhi tata tertib lalu lintas.
• Polisi masih menerapkan skema preemtif dan preventif dalam Operasi Zebra Semeru, sedangkan penilangan dijatuhkan sesuai rekaman R-TLE.

SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Anggota Satlantas Polres Bondowoso memegang papan imbauan di sepanjang lampu merah kawasan perkotaan setempat pada hari ketiga Operasi Zebra Semeru 2025, Rabu (19/11/2025).

Papan imbauan berisi delapan sasaran prioritas Operasi Zebra Semeru 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari pencegahan tindakan pelanggaran arus lalu lintas.

Kasatlantas Polres Bondowoso, AKP Achmad Rochan mengatakan bahwa sasaran utama hari ini adalah para pengendara roda dua khususnya terkait penggunaan helm Standar Nasional Indonesia (SNI). Karena keselamatan anak-anak yang diantar ke sekolah menjadi perhatian serius.

“Kami mengimbau para orangtua agar memastikan putra-putrinya menggunakan helm demi keselamatan ,” jelas Rochan.

Menurutnya, delapan sasaran prioritas operasi di antaranya yakni menggunakan helm SNI, larangan berboncengan lebih dari satu orang, hingga kewajiban memakai sabuk keselamatan.

Papan imbauan tersebut akan digunakan sepanjang pelaksanaan operasi. Upaya ini dipilih agar masyarakat lebih mudah memahami aturan tanpa perlu penyampaian yang panjang.

“Karena kegiatan preemtif ini diperbanyak, masyarakat kami berikan edukasi dan pemahaman agar patuh pada aturan lalu lintas,” ujarnya.

Selama tiga hari pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025, Satlantas Polres Bondowoso masih fokus pada kegiatan preemtif dan preventif. Sementara itu, tindakan penegakan hukum dilakukan dengan porsi lebih kecil.

Untuk penindakan, pihaknya lebih banyak memanfaatkan sistem tilang elektronik (E-TLE). Tilang manual tetap diberlakukan namun terbatas pada pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.

“Seperti aksi-aksi yang membahayakan pengguna jalan lainnya, itu tetap bisa dilakukan penindakan manual,” pungkasnya. *****