Inovatif, Pasutri di Jombang Sulap Telur Asin Jadi Hampers Mewah untuk Lamaran dan Pernikahan

Hampers telur asin buatan pasutri Jombang, Jatim, viral, jadi hantaran pernikahan premium dan dongkrak omzet hingga Rp5 juta per bulan.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Anggit Puji Widodo
HAMPERS - Eva Nurfatika Sari, pemilik Rumah Produksi Telur Asin Pratama yang menggagas ide hampers isi telur asin saat ditemui di rumahnya di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (18/11/2025). Telur asin diubah menjadi hantaran seserahan pernikahan menjual. 

Ringkasan Berita:
  • Pasutri di Jombang, Jatim, sulap telur asin menjadi hampers mewah yang diminati calon pengantin.
  • Promosi lewat Instagram dan TikTok membuat produk Eva viral dan banjir pesanan.
  • Omzet hampers telur asin tembus Rp 5 juta per bulan meski harga telur bebek fluktuatif.

 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Di tengah maraknya bisnis hampers pernikahan, pasangan suami istri (Pasutri) di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim),  menemukan peluang unik dengan menyulap telur asin menjadi paket hantaran mewah yang diminati calon pengantin.

Telur Asin Disulap Jadi Hampers Premium

Eva Nurfatika Sari, pemilik Rumah Produksi Telur Asin Pratama di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang, menghadirkan inovasi baru dalam dunia hantaran. 

Sejak Juni 2025, ia bersama suaminya memproduksi telur asin, sekaligus merakit hampers berdesain khusus.

Setiap hari, ratusan telur bebek diolah di rumah kecilnya di Jalan Proklamasi. 

Proses pengasinan menggunakan abu selama sekitar 10 hari, sebelum telur dibersihkan dan diseleksi menggunakan cahaya untuk memastikan kualitas terbaik.

Telur yang lolos seleksi kemudian dikukus, diberi label dan dijual Rp 3.000 per butir. 

Untuk hampers, Eva menyediakan berbagai ukuran, mulai isi empat hingga sepuluh butir telur asin, dengan harga mulai Rp 85.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Kemasan Jadi Daya Tarik Utama

Keunikan hampers telur asin buatan Eva terletak pada kemasannya. Telur-telur tersebut ditata dalam kotak khusus, lengkap dengan dekorasi bunga dan ornamen cantik, sehingga tampil menyerupai hampers premium.

Eva mengungkapkan, ide tersebut muncul setelah melihat berbagai unggahan di media sosial. 

“Memang ada referensi dari TikTok, tapi saya kembangkan lagi supaya punya identitas dan tidak mirip dengan yang lain,” ujar Eva, Selasa (18/11/2025).

Promosi Digital Dongkrak Penjualan

Lewat Instagram dan TikTok, beberapa konten Eva viral dan menarik pelanggan dari luar daerah, termasuk Surabaya dan Jakarta. 

Pemasaran digital itu membuat omzet usahanya kini mendekati Rp 5 juta per bulan.

Meski begitu, Eva masih menghadapi kendala, karena belum memiliki peternakan bebek sendiri. Harga telur bebek yang kerap naik turun berpengaruh pada biaya produksi. 

“Kalau harga telur naik, otomatis margin ikut terpengaruh,” terangnya.

Produk Lokal Naik Kelas Berkat Kreativitas

Inovasi Eva membuktikan, bahwa produk lokal bisa naik kelas melalui pengemasan yang tepat.

Dari sekadar telur asin, ia berhasil menciptakan hampers elegan yang membuka peluang usaha baru bagi pelaku industri rumahan di Jombang.

“Produk lokal kalau dikemas menarik dan kekinian pasti banyak peminatnya, apalagi didukung promosi dan teknik marketing yang baik,” pungkas Eva.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved