Kapal Besar Lalu Lalang di Laut Trenggalek, Pemkab Sebut Sedang Survei Pemetaan Migas

Jika biasanya kawasan tersebut didominasi kapal nelayan, kini kapal berukuran besar tampak hilir mudik di perairan selatan Trenggalek.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: irwan sy
IST/Warga
PEMETAAN - Kapal PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang sedang melakukan Survei Seismik Laut 2D di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). Tujuannya untuk memetakan potensi minyak dan gas bumi (migas) di laut Jawa Timur bagian tenggara. 

Ringkasan Berita:
  • Teluk Prigi, Trenggalek, didatangi kapal besar milik PHE Jambi Merang untuk Survei Seismik Laut 2D.
  • Survei bertujuan memetakan potensi Migas di laut Jatim bagian tenggara (Pacitan-Lumajang), berlangsung 2 bulan (Okt-Des 2025).
  • Rumpon ikan nelayan di jalur lintasan harus dibersihkan, dan Pertamina menyiapkan kompensasi atas potensi kerugian/kerusakan.
  • Survei 2D ini merupakan tahap awal eksplorasi; data akan digunakan untuk pengembangan survei 3D jika potensi Migas terkonfirmasi.

 

SURYA.co.id, TRENGGALEK - Beberapa hari terakhir, pemandangan tak biasa terlihat di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur.

Jika biasanya kawasan tersebut didominasi kapal nelayan, kini kapal berukuran besar tampak hilir mudik di perairan selatan tersebut.

Baca juga: Optimalkan Rute Penerbangan Jakarta-Kediri, Mas Ipin Sediakan Tranportasi Langsung ke Trenggalek

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan Trenggalek, Cusi Kurniawati, mengungkapkan bahwa kapal tersebut merupakan milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang.

Kapal itu sedang melakukan Survei Seismik Laut 2D untuk memetakan potensi minyak dan gas bumi (migas) di laut Jawa Timur bagian tenggara.

“Wilayah yang dipetakan mulai dari Pacitan sampai Lumajang di laut lepas pantai,” ujar Cusi, Kamis (6/11/2025).

Survei hingga Desember 2025

Survei berlangsung selama dua bulan, yakni sejak akhir Oktober hingga Desember 2025.

Kapal utama bernama Discover Booth diterjunkan bersama dua kapal pendukung yang bergerak mengikuti jalur pemetaan.

Mereka akan berulang kali bolak-balik di titik koordinat yang telah ditentukan.

Menurut Cusi, pelaksanaan survei di perairan Trenggalek juga dilakukan secara terpadu sejak akhir Oktober lalu.

Dalam proses pemetaan, rumpon ikan yang berada di jalur lintasan kapal harus dibersihkan agar tidak mengganggu pengambilan data.

"Kalau melewati jalur tersebut dan ditemukan rumpon, harus dibersihkan. Namun, Pertamina sudah menyiapkan kompensasi apabila terjadi kerusakan atau rumpon tidak bisa digunakan," jelasnya.

Kesepakatan kompensasi itu telah dibahas bersama nelayan. Beberapa jenis kapal seperti tonda, slerek, hingga purse seine yang menggunakan rumpon di area lintasan turut mendapat perhatian.

"Antara nelayan dan Pertamina sudah ada perhitungan sendiri. Yang penting, kerugian nelayan mendapat kompensasi," tegas Cusi.

Ia memperkirakan terdapat 100 hingga 200 rumpon milik nelayan Trenggalek yang berpotensi terdampak.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved