Teguh Berpegang Keilmuan Ala Santri, Huda Raih Jabatan Kaprodi Muda Magister PAI Undar Jombang

Lahir di Bangkalan, 18 Desember 1995, Huda tumbuh di tengah keluarga sederhana namun sarat nilai keikhlasan dan cinta ilmu. 

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
surya/anggit puji widodo
SANTRI JOMBANG - Najihul Huda, Kepala Program Studi (Kaprodi) Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) Pascasarjana Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang. 

Ringkasan Berita:
  • Muhammad Najihul Huda menjadi Kepala Prodi Magister Pendidikan Agama Islam di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, akademisi termuda yang menjadi kaprodi.
  • Huda lahir dan besar dari kalangan pesantren dan diajarkan adab yang baik dalam menimba ilmu sampai menampuh bangku kuliah.
  • Dikenal sebagai sosok yang haus ilmu, Huda tetap belajar meski sudah menjadi kaprodi.

 


SURYA.CO.ID, JOMBANG - Sosok yang tenang, dikenal santun dan rendah hati sudah pasti menorehkan kesan mendalam bagi semua orang. 

Itu tercermin dari Muhammad Najihul Huda, dosen muda yang kini menjadi Ketua Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) Pascasarjana Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang.

Lahir di Bangkalan, 18 Desember 1995, Huda tumbuh di tengah keluarga sederhana namun sarat nilai keikhlasan dan cinta ilmu. 

Ayahnya adalah seorang guru di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Jombang, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga yang sabar dan penuh kasih dalam membesarkan enam anaknya.

"Sejak kecil saya sudah melihat bagaimana ayah mengajar dengan penuh dedikasi meski hidup sederhana. Dari beliau, saya belajar bahwa ilmu adalah pengabdian, bukan kebanggaan," ucap Huda, Selasa (4/11/2025)
 
Hidup di lingkungan pesantren membuat Huda terbiasa dengan disiplin dan kesederhanaan. Ia menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Annidhomiyah, Jaddih Timur, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. 

Setelah itu, ia melanjutkan ke MAN Rejoso Jombang sambil mondok di Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang, tepatnya di Asrama Chos Safarulma yang diasuh Dr H. Mudjib Musta’in Romly atau Gus Mudjib..

Di bawah bimbingan Gus Mudjib, Huda bukan hanya belajar ilmu agama, tetapi juga akhlak dan kebersahajaan. "Gus Mudjib pernah dawuh, ‘Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain.’ Kalimat itu menampar saya waktu itu, dan sampai sekarang jadi prinsip hidup saya," tuturnya.

Dari pesan itu, lahirlah motto hidupnya yang ia pegang teguh hingga kini, 'Jadilah manfaat meskipun belum hebat'. 

Setelah lulus dari MAN Rejoso dan tetap melanjutkan pendidikan pesantrennya, ia masuk kuliah dan melanjutkan studi di Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Undar Jombang

Sosok Gemar Mencari Ilmu

Tidak puas hanya menjadi mahasiswa akademis, Huda aktif di dunia organisasi. Ia bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UNDAR, dan dipercaya menjadi Ketua BEM Fakultas Agama Islam.

"Organisasi mengajarkan saya untuk berpikir luas, berani berbicara, dan tangguh dalam menghadapi perbedaan. Semua itu sangat berguna ketika saya menjadi pendidik," katanya.

Kuliah selama 4 tahun itu berjalan mulus, sembari ia tetap mengabdi di asrama untuk belajar dan mengajar ngaji. Meskipun begitu, ia tetap menyelesaikan tugas sarjananya. 

Setelah menyelesaikan studi sarjana, Gus Mudjib kembali memberikan nasihat yang mengubah arah hidupnya. 'Kamu harus sekolah terus, dan terus sekolah'. 

Petuah itu menjadi bahan bakar semangatnya untuk melanjutkan studi ke jenjang magister di Universitas Darul Ulum Jombang

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved