Perjuangan Anak Petani Bawang Merah Lulus D3 Keperawatan Jombang, Sampai Rela Menjadi Barista

"Cari lingkungan yang bikin berkembang. Lebih baik keras tetapi membangun dari pada nyaman tetapi diam di tempat," ungkapnya. 

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
Istimewa (Shinta Dwi Nur Andani).
INSPIRATIF - Shinta Dwi Nur Andani dan kedua orangtuanya berfoto usai lulus kuliah D3 keperawatan di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSKes) ICME Jombang, Selasa (4/11/2025). 

"Cari lingkungan yang bikin berkembang. Lebih baik keras tetapi membangun dari pada nyaman tetapi diam di tempat," ungkapnya. 

Tekanan hidup, menurutnya, bukan untuk dikeluhkan melainkan dijadikan bahan bakar. "Kerja itu capek. Tapi kalau tidak punya tujuan, pasti menyerah. Kita harus memilih mau capek sekarang, atau lima tahun lagi," imbuhnya. 

Ia juga menitipkan pesan sederhana kepada anak muda seusianya. "Bertahan bukan berarti lemah. Itu proses kita belajar, mengamati, dan bangkit lebih kuat," pesannya. 

Kini Shinta tengah menuntaskan pendidikan keperawatannya. Ia terus mengasah diri, baik lewat kegiatan di PMI maupun pekerjaannya sebagai barista. 

Di matanya, profesi perawat bukan hanya soal kemampuan medis tetapi juga soal empati dan ketulusan hati.

Kisah Shinta membuktikan bahwa mimpi besar tidak mengenal latar belakang. Bahwa dari ladang bawang merah yang panas dan berdebu, seorang anak petani bisa menjemput masa depan di dunia kesehatan dengan tekad dan kerja keras. "Uang bisa dicari, tetapi tekad harus dijaga," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved