Harga Cabai Rawit Dan Cabai Keriting di Kediri Naik, Cabai Merah Turun Karena Pasokan Masih Stabil

"Keduanya banyak dibudidayakan di wilayah penghasil utama seperti Ngancar, Pare, dan Plosoklaten," ucapnya.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori
BELUM STABIL - Salah satu pedagang cabai merah menghitung dagangannya di Pasar Induk Pare Kabupaten Kediri. Sampai menjelang akhir tahun, harga cabai masih fluktuatif meski sebagian menunjukkan penurunan. 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Harga cabai di Kabupaten Kediri kembali berfluktuasi di awal November 2025. Berdasarkan data Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, harga cabai merah besar mengalami penurunan, sedangkan cabai merah keriting dan cabai rawit merah kecil justru menunjukkan kenaikan harga.

Ketua APCI Kediri, Suryono menyebut bahwa harga cabai merah besar turun karena pasokan dari petani masih stabil.

"Update dari Sabtu (1/11/2025) harga cabai merah besar sedikit turun, meski pasokan masih tetap," kata Suryono saat dikonfirmasi, Minggu (2/11/2025).

Sebaliknya, dua jenis cabai lain justru mengalami peningkatan harga akibat naiknya kebutuhan di pasar lokal. "Harga cabai keriting dan cabai rawit merah justru naik karena kebutuhan meningkat meski pasokan juga masih tetap," tambah Suryono.

Jika mengacu data APCI sepanjang Oktober 2025, rata-rata harga cabai merah besar di tingkat petani masih tergolong stabil yaitu di kisaran Rp 33.000 hingga Rp 37.000 per KG. 

Varietas Gada Evo menjadi yang tertinggi dengan rata-rata Rp 37.032 per KG, disusul Imola F1 sebesar Rp 35.032, dan Sandi 08 F1 di kisaran Rp 33.742 per KG.

Sementara untuk jenis cabai merah keriting, harga sepanjang Oktober juga terpantau cukup tinggi. Varietas Boos Tavi F1 mencatat rata-rata Rp 36.419 per KG dan Sibad 46 sebesar Rp 34.581 per KG. 

"Keduanya banyak dibudidayakan di wilayah penghasil utama seperti Ngancar, Pare, dan Plosoklaten," ucapnya.

Untuk cabai rawit merah kecil, lanjut Suyono, harga rata-rata pada Oktober jauh lebih rendah dibanding jenis cabai merah besar dan keriting. 

Varietas Brengos 99 tercatat Rp 22.194 per KG, Asmoro 043 di angka Rp 20.871, Prentul Tumi 99 sekitar Rp 20.226, sementara jenis lokal Kediri hanya mencapai rata-rata Rp 17.000 per KG.

Menurut Suryono, fluktuasi harga yang terjadi masih dalam batas wajar karena faktor musim dan permintaan pasar yang berubah-ubah. 

"Kondisi di lapangan relatif stabil. Hanya ada pergeseran harga kecil karena kebutuhan pasar meningkat, terutama menjelang akhir tahun," jelasnya.

Suryono menambahkan, sejauh ini pasokan cabai dari sentra produksi di Kediri masih lancar tanpa gangguan cuaca ekstrem. 

Beberapa kecamatan seperti Gurah, Kayen Kidul, dan Kepung disebut masih memiliki stok panen yang cukup. "Selama pasokan lancar, harga tidak akan melonjak tajam," bebernya.

APCI juga terus berkoordinasi dengan pemda dan pelaku pasar agar keseimbangan harga tetap terjaga.

"Yang penting adalah menjaga agar petani tetap semangat menanam, tetapi di sisi lain harga di pasar juga tidak membebani masyarakat," pungkas Suryono. ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved