Luncurkan Layanan Fisioterapi di 6 Puskemas, Dinkes Trenggalek Sebut Antusiasme Pasien Tinggi

Dinkes Trenggalek mulai menyediakan layanan fisioterapi di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas).

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: irwan sy
Sofyan Arif Candra/TribunJatim.com
FISIOTERAPI - Layanan Fisioterapi di Puskemas Ngulankulon, Desa Ngulankulon, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (28/10/2025). Dinkes Trenggalek luncurkan layanan fisioterapi untuk kurangi ketergantungan lansia dan difabel agar lebih mandiri. 

Ringkasan Berita:
  • Dinkes Trenggalek sediakan layanan Fisioterapi di 6 Puskesmas (pilot project) untuk lansia dan difabel.
  • Mengurangi ketergantungan lansia (karena UHH tinggi) dan mengatasi kendala akses menuju RSUD yang jauh di daerah pegunungan.
  • Layanan masih digilir antar-Puskesmas karena keterbatasan SDM Fisioterapis; pasien didampingi keluarga untuk latihan mandiri di rumah.
  • Layanan disambut antusias tinggi oleh masyarakat (bahkan harus dibatasi), seperti dialami keluarga pasien stroke.

SURYA.co.id, TRENGGALEK - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Trenggalek mulai menyediakan layanan Fisioterapi di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas).

Kepala Dinkes Trenggalek, Sunarto, menyebutkan sebagai pilot project ada 6 Puskemas yang menyediakan layanan Fisioterapis yaitu Puskemas Panggul, Dongko, Ngulankulon, Karangan, Tugu, dan Puskesmas Trenggalek.

Sunarto menyebut pihaknya menyediakan tenaga Fisioterapis yang keliling ke Puskemas untuk melayani permintaan terapi dari lansia (Lanjut Usia) serta penyandang disabilitas atau difabel.

"Seperti kita ketahui umur harapan hidup Trenggalek cukup tinggi yaitu 75,35 pada tahun 2024 dan tahun 2025 kami optimistis meningkat, sehingga umurnya (masyarakat) lebih panjang. Tapi ada konsekuensinya yaitu beberapa mengalami ketergantungan yang sedang maupun total," kata Sunarto, ditemui di Puskemas Ngulankulon, Desa Ngulankulon, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (28/10/2025).

Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, masyarakat harus dilatih agar lebih mandiri salah satunya dengan pelayanan fisioterapi.

Dengan kontur daerah Trenggalek yang mayoritas pegunungan, membuat akses ke RSUD yang berada di kota relatif jauh ditambah kondisi pasien yang mobilitasnya terbatas, serta kendaraan yang belum tentu tersedia.

Dengan berbagai faktor tersebut, pasien cenderung pasrah dan enggan melakukan terapi atau pengobatan atas penyakitnya tersebut.

"Untuk itu kita merencanakan menyediakan fisioterapi dan psikologi klinis di semua Puskemas, kita datangkan fisioterapis dan menyediakan petugas untuk melakukan terapi," ujar Sunarto.

Sunarto mengakui belum bisa menyediakan layanan tersebut di semua Puskemas karena Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) terutama fisioterapis yang dimiliki Dinkes masih terbatas sehingga layanan fisioterapis yang diberikan harus digilir dari Puskesmas satu ke Puskemas lainnya.

Untuk itu lah, saat terapi berlangsung, pasien harus didampingi keluarga, diharapkan nantinya keluarga tersebut bisa mendampingi pasien untuk latihan atau terapi mandiri di rumah.

Tak hanya itu, petugas Puskemas juga diminta untuk ikut berlatih dengan harapan bisa mendampingi pasien.

"Setelah dilatih dari rumah, nanti ada kunjungan ulang lagi, untuk melihat bagaimana perkembangannya dan latihannya sudah benar atau belum," tegas Sunarto.

Layanan fisioterapi tersebut menurut Sunarto mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat.

Antusias masyarakat untuk memanfaatkan layanan fisioterapi sangat tinggi bahkan beberapa kali petugas harus membatasi jumlah pasien.

"Kemarin sampai membatasi karena yang daftar banyak, sedangkan fisioterapis kita cuma satu. Kalau menangani terlalu banyak, membutuhkan waktun cukup panjang sehingga tidak bisa," ucap Sunarto.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved