Sidak Beras dan Jagung di Gudang Bulog Ponorogo, Bapanas Pastikan Kualitas Dan Stok Terjaga

Bulog ada 52.400 ton atau senilai Rp 78 miliar, ia mempersilakan agar dipergunakan untuk peternak mandiri dan peternak rakyat. 

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
surya/Pramita Kusumaningrum (pramita)
SIDAK GUDANG - Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, bersama Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita dan Pimpinan Cabang Bulog Ponorogo, Budiwan Susanto memeriksa Gudang Bulog Ponorogo, Kamis (9/10/2025). 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan inpeksi mendadak (sidak) di Gudang Bulog Ponorogo, Jalan Raya Ponorogo-Madiun, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Kamis (9/10/2025).

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi langsung memimpin sidak. Terlihat ada Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita mendampingi. Juga Pimpinan Cabang (Pinca) Bulog Ponorogo, Budiwan Susanto.

Di gudang Bulog, Arief Prasetyo Adi langsung mengecek komoditas beras dan jagung. Mulai kadar air untuk beras dan jagung, serta kandungan jamur. 

Dalam pengecekan, beras maupun jagung di bawah ambang batas yang ditentukan. "Bisa dilihat kan jagungnya kuning-kuning. Kadar airnya juga rendah, di bawah 14 persen,” ungkap Arief.

Arief menjelaskan bahwa setelah perayaan Hari Telur Sedunia di Alun-alun Ponorogo, ia menyempatkan untuk mengecek beras dan jagung di gudang Bulog Ponorogo.

“hari ini cek beras yang dipersiapkan salah satunya untuk bantuan pangan, satu lagi SPHP (Stabilitasi Pasokan Harga Pangan),” kata Arief.

Arief menekankan bahwa untuk beras tidak boleh ada kutu air dan kadar air semuanya harus di bawah 14 persen. “Tidak ada kutu untuk beras, juga kadar air semuanya harus di bawah 14 persen saat proses packing SPHP,” tambah Arief.

Selain beras, Bapanas juga melakukan sidak jagung. Ia berterima kasih kepada Kapolri, Kapolda dan jajaran yang diminta Presiden untuk membantu.

“Saya cek jagungnya bagus, cek sendiri bisa kadar air maksimal 14 persen. Saat ini yang dibangun adalah ekosistem pangan, bukan hanya mementingkan petani dan peternaknya juga konsumen,” terangnya.

Artinya, harga jagung sebelumnya Rp 3.150 sampai Rp 4,500 per KG. Namun sebelumnya harga minimal Rp 5.500 per KG untuk kadar air 18–20 persen, aflatoksin maksimal 50 ppb, dan harga Rp 6.400 per KG untuk kadar air 14 persen, aflatoksin maksimal 50 ppb, ditetapkan sesuai Keputusan Kepala Bapanas Nomor 216 Tahun 2025. 

“Saat harga jagung tinggi di ladang, sebagian besar untuk para peternak ayam petelur. Membuat harga telur stabil di Rp 27.000 sampai Rp 28.000 per KG,” tegasnya.

Lantaran jagung di Bulog ada 52.400 ton atau senilai Rp 78 miliar, ia mempersilakan agar dipergunakan untuk peternak mandiri dan peternak rakyat. 

“Harga di pertenak dan petani bisa naik. Harga konsumen juga baik. Jadi harus ada ekosistemnya tidak hanya sarpras parsial,” terangnya.

Untuk kualitas, Arief menegaskan prinsipnya produk pangan jika jelek tidak boleh dikeluarkan. “Pimpinan cabang atau pimpinan wilayah dan kepala gudang tidak boleh semuanya mengeluarkan beras dalam kondisi tidak baik,” urainya.

Pimpinan Cabang Bulog Ponoro, Budiwan Susanto menyatakan bahwa kualitas beras maupun jagung di gudangnya selalu dijaga. “Semua kita jaga kualitasnya,” kata Budiwan. ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved