290 Ton Sampah Masih Berceceran Setiap Hari Di Jombang, Pengelolaan Harus Libatkan Pemerintah Desa
Sekretaris DLH Jombang, M Amin Kurniawan mengungkapkan bahwa kemampuan pengelolaan sampah saat ini masih terbatas.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Tumpukan sampah yang tidak terkelola di Kabupaten Jombang kian mengkhawatirkan. Dari total timbunan 530 ton per hari, sekitar 290 ton di antaranya belum tertangani.
Kondisi ini memicu perhatian serius DPRD Jombang yang mendesak pemerintah daerah segera bertindak nyata.
Wakil Ketua DPRD Jombang, M Syarif Hidayatulloh, menilai bahwa persoalan ini tak bisa dibiarkan berlarut. Menurutnya, pemkab perlu melibatkan banyak pihak untuk mencari solusi komprehensif agar permasalahan sampah bisa ditangani berkelanjutan.
“Saya berharap ada langkah konkret. Sampah jangan hanya dibuang, tetapi dikelola menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti energi terbarukan. Pemerintah harus segera menemukan solusi nyata,” ucap Syarif Hidayatulloh, yang akrab disapa Gus Sentot, Senin (6/10/2025).
Ia juga menyoroti keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam penanganan sampah. Menurutnya, penambahan tenaga serta sinergitas antara pemkab dan pemerintah desa menjadi hal mendesak.
“Kalau hanya mengandalkan SDM yang ada, tidak akan mampu. Pemkab harus menggandeng desa agar pengelolaan bisa dilakukan sejak dari sumbernya,” tegasnya.
Gus Sentot menambahkan, desa perlu memiliki tempat penampungan dan fasilitas pengolahan sampah sendiri. Langkah ini diharapkan dapat mencegah kebiasaan warga membuang sampah ke sungai yang sering memicu banjir saat musim hujan tiba.
“Setiap desa sebaiknya memiliki sistem pengelolaan sampah. Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga bagian dari mitigasi bencana,” ungkapnya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang, M Amin Kurniawan mengungkapkan bahwa kemampuan pengelolaan sampah saat ini masih terbatas.
Dari total timbunan 530 ton, hanya sekitar 157 ton yang berhasil diangkut ke TPA setiap harinya. Sisanya, sebagian direduksi melalui program pemilahan dan bank sampah, namun masih ada sekitar 290 ton yang belum tertangani.
“Kami berupaya semaksimal mungkin. Namun volume sampah yang masuk jauh lebih besar dibandingkan kapasitas yang bisa kami kurangi,” jelas Amin.
Ia menambahkan, sejak akhir 2024, TPA lama di Gedangkeret, Desa Banjardowo, sudah tidak beroperasi karena penuh. Kini DLH mengandalkan area landfill baru di sisi Barat seluas 4,5 hektare untuk menampung seluruh sampah dari wilayah Jombang.
Namun Amin menegaskan bahwa solusi utama bukan hanya pada perluasan TPA, melainkan pada kesadaran masyarakat. Tanpa pengurangan sampah dari sumbernya, beban penanganan akan terus meningkat.
“Kuncinya ada di masyarakat. Kalau warga bisa memilah sampah dari rumah, lewat kompos atau bank sampah, beban di TPA akan jauh berkurang,” ujarnya.
Menjelang musim penghujan, DPRD juga mengingatkan pemkab agar memperhatikan faktor lingkungan lain, seperti sedimentasi sungai. Normalisasi aliran air disebut penting dilakukan agar tidak menimbulkan genangan akibat penyumbatan sampah.
Masalah pengelolaan sampah ini menjadi tantangan besar bagi Jombang yang berpenduduk sekitar 1,4 juta jiwa. Tanpa langkah strategis dan kolaboratif, ancaman lingkungan dan kesehatan masyarakat bisa semakin nyata. *****
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.