Melihat dari Dekat Tradisi Metri Bumi Dua Desa di Trenggalek, Jaga dan Rawat Sumber Air

Secara gotong royong warga menanam sejumlah pohon, termasuk pohon aren yang menjadi permintaan masyarakat setempat.

|
Foto Istimewa Humas Pemkab Trenggalek dan Pixabay.com
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menandai pohon besar di sekitar sumber mata air dalam upacara Metri Bumi di Desa Masaran, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (25/8/2025). Metri Bumi menjaga sumber mata air yang berperan vital dalam memenuhi kebutuhan air warga setempat. 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Dua desa di Kabupaten Trenggalek punya tradisi untuk menjaga kelestarian sumber air di daerahnya.

Adalah Desa Masaran di Kecamata Bendungan dan Desa Sumberejo di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur yang menggelar Upacara Adat Metri Bumi.

Di Desa Masaran misalnya, ada Sumber Air Papringan, di mana terdapat tiga pohon besar yang hingga kini mata airnya terjaga.

Air tersebut dimanfaatkan120 kepala keluarga (KK) di desa setempat.

Baca juga: Kapal Tongkang dari Samarinda Menuju Cilacap Bocor, Terdampar di Trenggalek

Secara gotong royong warga menanam sejumlah pohon, termasuk pohon aren yang menjadi permintaan masyarakat setempat.

Camat Bendungan, Sujatmiko menuturkan, Metri Bumi menjadi pengingat masyarakat agar menjaga dan merawat sumber air serta pohon-pohon besar di lingkungannya sendiri.

“Kami akan verifikasi pohon-pohon mana saja yang di bawahnya terdapat sumber air sehingga bisa dirawat agar tetap lestari,” imbuhnya.

Baca juga: Petaka di Hujan Pertama, 2 Pohon Tumbang Di Mojokerto, Salah Satunya Menimpa Mobil di BLKI Jatim

Bahkan, menurut Camat Bendungan Sujatmiko, antusiasme warga untuk mengikuti upacara Metri Bumi sangat tinggi. 

Sedangkan di Desa Sumberejo, sumber air Panguripan menjadi satu-satunya tumpuan hidup bagi 136 KK

Kepala Desa Sumberejo, Didik Hariyanto, menjelaskan sumber mata air tersebut tidak pernah kering meskipun kemarau panjang. 

"Masyarakat menggantungkan hidup dari sini. Bila tidak ada sumber ini, mereka tidak dapat hidup," lanjutnya.

Baca juga: Ikut Jaga Ekosistem Sumber Air, PAM Surya Sembada Surabaya Tanam Pohon di Hulu Brantas

Warga Desa Sumberejo, Kasim (70), menambahkan sumber air yang dikenal sebagai 'Sumber Asli' tersebut dioptimalkan melalui program Pamsimas. 

Dengan iuran Rp 6.500 per bulan, warga bisa menikmati air bersih sekaligus menjaga perawatan jaringan dan lingkungan. 

Dengan vitalnya keberadaan sumber mata air tersebut ia dan warga sekitar semakin sadar pentingnya menjaga pohon-pohon di sekitar sumber air.

"Air yang kita minum berasal dari sini, maka perlu kita jaga," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved