Viral di Media Sosial, Minyak Goreng Dijual Murah di Randuagung Lumajang, Tapi Bikin Warga Was-was

Yang bikin viral, warga yang tertarik membeli diminta menunjukkan KTP serta melakukan swafoto sebagai syarat. 

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Titis Jati Permata
Tangkap Layar Facebook
MINYAK GORENG MURAH - Akun Facebook bernama Nona Mpit Real mengunggah peristiwa saat polisi mendatangi sejumlah orang yang menawarkan minyak dengan harga murah tapi dengan syarat KTP di Desa Salak, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Rabu (20/8/2025). 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Viral di media sosial, video memperlihatkan penjualan minyak goreng murah di Desa Salak, Kecamatan Randuagung, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (20/8/2025). 

Yang bikin viral, warga yang tertarik membeli diminta menunjukkan KTP serta melakukan swafoto sebagai syarat. 

Sontak praktik tersebut menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan data pribadi. 

Minyak kemasan yang umumnya dijual Rp18.000–25.000 per liter, ditawarkan hanya Rp7.000–10.000 per liter oleh sembilan orang tak dikenal.

Baca juga: Dinas Pariwisata Lumajang Siapkan Destinasi Wisata Edukasi Unggulan untuk Study Tour Sekolah

Kasi Pidm Sihumas Polres Lumajang, Ipda Untoro Abimanyu membenarkan adanya peristiwa tersebut ketika dikonfirmasi.

"Ada sebanyak sembilan orang yang menawarkan, syaratnya dengan KTP sama foto selfie (KTP) ," Beber Untoro. 

Baca juga: Inflasi di Gresik Juni 2025, Beras, Minyak Goreng, Bawang Merah dan Cabai Rawit Pendorong Utama

Untoro menambahkan, peristiwa tersebut sudah dilaporkan kepada pihak berwajib dan kini polisi sedang melakukan penyelidikan. 

Kabarnya, sembilan orang tak dikenal yang menawarkan minyak goreng juga diperiksa polisi.

Namun hingga kini polisi belum memberikan pernyataan penetapan tersangka atas kasus tersebut. 

Baca juga: Home Industri Minyak Goreng Ilegal di Mojokerto, Omzet per Minggu Rp 30 Juta

Terakhir, Untoro menuturkan jika penyelidikan masih difokuskan pada kemungkinan adanya motif tersembunyi di balik aksi itu.  

"Kami terus melakukan penyelidikan terkait motifnya apa, guna mengetahui apakah ada niat kejahatan. Sampai sekarang status sembilan orang itu masih saksi," tandasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved