Dianiaya Sampai Pingsan Setelah Uang Rp 150 Juta Dirampok, Wanita Tua di Nganjuk Akhirnya Meninggal

Namun sang istri tak merespons tatkala Jumaji membangunkannya. Jumaji kemudian menyibak kain yang menutup kepala istri. 

surya/Danendra Kusumawardana (Danendra)
KORBAN PERAMPOKAN - Suasana rumah Enik Mulya Ningsih (55), warga Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, pasca kejadian dugaan perampokan, Rabu (20/8/2025). Enik akhirnya meninggal di RSUD Jombang akibat dianiaya pelaku. 


SURYA.CO.ID, NGANJUK - Kasus perampokan dialami Enik Mulya Ningsih (55), warga Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jumat 915/8/2025) malam lalu. Tidak hanya merampok uang Rp 150 juta, pelaku juga sempat menganiaya wanita tua itu sampai terluka parah.

Dan tragisnya, setelah menjalani perawatan di RSUD Jombang, Enik meninggal dunia, Rabu (20/8/2025).

Dalam kejadian itu, pelaku diduga masuk ke dalam rumah dan menggasak uang ratusan juta milik Enik. Bahkan pelaku begitu bengis menganiaya Enik hingga menderita luka parah di kepala dan wajah. 

Suami Enik, Jumaji (59) mengatakan, perampokan terjadi saat korban sedang berada di dalam rumah sendirian. Jumaji kebetulan ada pesanan memijat tetangga desa. 

Sementara, anak bungsunya sedang bekerja shift malam di kedai kuliner di kawasan Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Sedangkan dua anak lainnya merantau. 

"Di hari Jumat, saya keluar rumah untuk kerja memijat pukul 18.00 WIB. Pintu rumah saya tutup tanpa dikunci. Istri saya di rumah sendiri," kata Jumaji kepada SURYA, Rabu (20/8/2025). 

Ia mengungkapkan, pukul 20.00 WIB, ia tuntas memijat dan bergegas kembali ke rumah. Setibanya di halaman rumah, Jumaji melihat pintu rumah sudah terbuka lebar. Awalnya tidak ada kecurigaan di benak Jumaji yang terus melangkah masuk ke rumah.

"Selanjutnya, saya langsung berjalan ke kamar. Di situ, saya terkejut mendapati istri tidur tertelungkup di lantai sembari mengluarkan suara mendengkur cukup keras. Kepalanya tertutup kain. Saya pun berusaha membangunkan dan memintanya tidur di kasur," ungkapnya. 

Namun sang istri tak merespons tatkala Jumaji membangunkannya. Jumaji kemudian menyibak kain yang menutup kepala istri. 

"Ternyata kepala belakang istri terluka. Termasuk pipi kiri. Area dahi dan kelopak matanya bengkak. Ada darah juga mengucur," terangnya. 

Jumaji dirundung panik dan berteriak meminta tolong warga. Mendengar teriakan Jumaji, sejumlah warga keluar rumah. Mereka mendatangi rumah Jumaji memastikan apa yang terjadi. 

"Bersamaan saya mengecek barang-barang di rumah. Tas milik istri yang biasa diletakkan di samping kasur raib. Tas itu berisi uang Rp 150 juta. Saya perkirakan kejadian ini terjadi 1 jam sebelum saya pulang memijat, atau sekitar pukul 19.00 WIB," ujarnya. 

Tak lama, Jumaji melarikan istri ke RSD Kertosono guna mendapat pertolongan medis. Dan Sabtu (16/8/2025) pukul 15.00 WIB, tim medis memutuskan merujuk Ernik ke RSUD Kabupaten Jombang.

Dan Rabu (20/8/2025), suasana duka pun menyelimuti kediaman mendiang Enik. Beberapa kerabat tampak hilir-mudik ke rumah korban. Kedatangan mereka disambut Jumaji serta keluarga besar. 

Anak ke dua korban, Mira Aji Pangestu (22) menambahkan waktu demi waktu, sang ibu bertarung melawan rasa sakit yang diderita di RSUD Kabupaten Jombang.  Namun Selasa (19/8/2025) pukul 10.00 WIB, Enik mengembuskan napas terakhir. 

"Ibu sudah dipanggil Sang Khalik. Jenazah ibu dikebumikan di tempat pemakaman umum setempat pukul 16.00 WIB kemarin," ungkapnya. 

Kasus dugaan perampokan ini sudah dilaporkan ke Polres Nganjuk. Tim Satreskrim Polres Nganjuk rampung menggelar olah TKP serta menghimpun keterangan saksi di lokasi. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved