Pemprov Jatim Komitmen Implementasikan Pengelolaan Sampah Berbasis Model Ekonomi Sirkular
Pemprov Jatim mengambil langkah strategis untuk mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis model ekonomi sirkular.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Amandina memproduksi resin daur ulang (rPET) dari botol PET pasca-konsumsi, yang kemudian digunakan kembali untuk membuat botol PET baru.
Sedangkan Mahija memastikan pengadaan botol PET pasca-konsumsi dilakukan secara bertanggung jawab, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan pekerja sampah dalam rantai pasok daur ulang.
Keduanya meyakinkan, pihaknya juga menguatkan pekerja sampah dan menguatkan sistem daur ulang.
Hal itu perlu dilakukan karena 85 persen sampah plastik yang masuk ke industri daur ulang di Indonesia dikumpulkan oleh sektor informal serta 20 persen pekerja sektor informal di Indonesia yang memiliki akses terhadap perlindungan sosial.
Sejak 2023, botol PET sebanyak 118.620 lebih telah dikumpulkan secara bertanggung jawab bersama mitra strategis berbasis komunitas melalui upaya dalam program Recycle In Action.
Pekerja sampah dan komunitas marginal sebanyak 21.000 lebih telah menerima pemeriksaan kesehatan melalui Semangat Sehat Mahija sejak 2022.
Paket makanan berbuka puasa telah didistribusikan kepada 21.600 orang selama Ramadan sejak 2022, paket sembako sebanyak 3.200 telah didistribusikan sejak Ramadan 2022, sebanyak 1.200 anak dari keluarga pekerja sampah yang mendapatkan kesempatan belajar melalui dukungan Mahija di 8 sekolah alternatif selama 2023 dan 2024.
Juga, 770 pekerja sampah dan anak-anak mereka mendapatkan akses pembelajaran keliling pada 2024 melalui program sekolah keliling, 160 lebih pekerja sampah di empat wilayah di Jakarta sudah menerima layanan kesehatan secara gratis pada 2024, beasiswa telah didistribusikan kepada 60 anak dari keluarga pekerja sampah sebagai wujud dukungan pendidikan pada 2025.
Secara ringkas, collection center 36, collection partner 2.400, dan pejuang daur ulang 60.000.
Kepala Departemen Teknik Lingkungan FT-SPK Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Susi Agustina Wilujeng, menegaskan di Indonesia, ada lima sektor besar yang berpotensi untuk mengadopsi pendekatan sirkular.
"Yaitu meliputi industri makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan eceran, serta perdagangan dan peralatan listrik atau elektronik," tambah Susi.
Hambatan yang ada dalam pengembangan ekonomi sirkular di Indonesia di antaranya terkait susahnya merubah kebiasaan masyarakat yang ada, kurangnya infrastruktur pendukung, kegagalan dalam implementasi serta pelaksanaan program, konsekuensi atas peraturan yang sudah ada.
"Juga, pengelolaan akhir yang tidak memadahi, target serta tujuan yang tidak terdefinisi dengan baik, kerangka hukum yang tidak memadahi, nonprofitable, sumber informasi yang terbatas, serta kurangnya modal penggerak yang ada," beber Susi.
ITS juga aktif melakukan penelitian terkait ekonomi sirkular.
Bersama UI, ITB, UGM, ITS mendapatkan dana penelitian dari LPDP melakukan penelitian bersama Nanyang University Singapore tentang pengembangan maggot dari sampah organik.
"Juga material konstruksi dengan bahan yang ramah lingkungan serta tentang blue economy di Malaysisa dan Indonesia," pungkas Susi.
Sebelum Ceraikan Azizah Salsha, Pratama Arhan Pernah Dapat Pesan Andre Rosiade Soal Komitmen |
![]() |
---|
Ramalan Cuaca Surabaya Hari Ini 28 Agustus 2025: Berpotensi Hujan Siang dan Sore Hari |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Genjot Pasar Murah, Gubernur Khofifah : Stok Beras SPHP Cukup |
![]() |
---|
Kasus Campak di Sumenep Tembus 2.268, Dinkes Klaim Total 11.186 Anak Tervaksinasi |
![]() |
---|
Dinas PUPR Kab Kediri Sebut Progres Pembangunan Jalan Stadion Gelora Daha Jayati Capai 17 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.