Pemprov Jatim Komitmen Implementasikan Pengelolaan Sampah Berbasis Model Ekonomi Sirkular
Pemprov Jatim mengambil langkah strategis untuk mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis model ekonomi sirkular.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA — Pemprov Jatim mengambil langkah strategis dan berkomitmen penuh untuk mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis model ekonomi sirkular.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jatim, Nurkholis, mengatakan kebijakan ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi tentang menciptakan ekosistem ekonomi baru yang berkelanjutan, yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari tingkat rumah tangga hingga industri besar.
“Beberapa langkah konkret yang akan dan telah kita jalankan, yakni memperkuat Gerakan 'Bank Sampah' dan 'TPS 3R' di setiap desa/kelurahan karena hal ini merupakaan ujung tombak dimana sampah dipilah dan memiliki nilai jual sejak dari sumbernya,” kata Nurkholis, dalam Circular Economy Forum 2025 di Surabaya, Selasa (26/8/2025).
Pemerintah Provinsi/Kab/Kota di Jatim berupaya untuk mengedepankan pengurangan sampah dari sumbernya.
Mengingat jenis karakteristik sampah sebanyak 60,94 persen merupakan sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos sebagai bahan perbaikan kualitas media tanam baik pertanian atau perkebunan organik.
Sedangkan 38,06 persen merupakan sampah an-organik yang dikelola melalui 3 R (reduce, reuse, recycle). Juga, upaya melakukan sinergi melalui pendekatan model sirkular ekonomi yang melibatkan komunitas/masyarakat pemilah sampah.
Terjadi pengembangan Bank sampah di Kab/Kota di Jatim sebanyak 5170 unit, program inovasi Desa Berseri sebanyak 1.126 desa/kelurahan serta TPST 3R sebanyak 223 unit.
Selain itu, Nurkholis menyebut, pihaknya mendorong inovasi dan kewirausahaan hijau dengan memberikan dukungan permodalan, pelatihan, dan pemasaran bagi para pelaku usaha daur ulang (recycler) dan industri kreatif yang mengolah sampah menjadi produk bernilai tinggi.
“Membangun Kemitraan Strategis dengan Dunia Industri. Kami mendorong industri untuk menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR) atau Tanggung Jawab Produsen yang diperluas sesuai Permen LHK No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen,” jelasnya.
Dengan ketentuan tersebut, berarti produsen ikut bertanggung jawab atas kemasan produknya pasca-konsumsi, baik melalui program take-back, daur ulang, atau redesign kemasan yang lebih ramah lingkungan.
Mengembangkan Pusat Inovasi Pengolahan Sampah yang dilengkapi dengan teknologi tepat guna untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dan pupuk cair, serta sampah anorganik menjadi bahan baku industri.
“Menerapkan Green Procurement dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, dengan prioritaskan produk-produk hasil daur ulang dan ramah lingkungan,” ungkap Nurkholis.
Terkait penerapan Permen LHK No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, Regional Public Affairs Manager CCEP (Coca-Cola Europacific Partners) Indonesia, Armytanti Hanum, menegaskan perseroan konsisten melaksanakan ketentuan tersebut.
Implementasinya, lewat Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija) didirikan pada tahun 2020, berdampingan dengan pendirian PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina), pabrik daur ulang botol PET, sebagai bagian dari kolaborasi antara Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Dynapack Asia.
Keduanya membentuk ekosistem daur ulang yang terintegrasi dalam kerangka ekonomi sirkular.
Amandina memproduksi resin daur ulang (rPET) dari botol PET pasca-konsumsi, yang kemudian digunakan kembali untuk membuat botol PET baru.
Sedangkan Mahija memastikan pengadaan botol PET pasca-konsumsi dilakukan secara bertanggung jawab, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan pekerja sampah dalam rantai pasok daur ulang.
Keduanya meyakinkan, pihaknya juga menguatkan pekerja sampah dan menguatkan sistem daur ulang.
Hal itu perlu dilakukan karena 85 persen sampah plastik yang masuk ke industri daur ulang di Indonesia dikumpulkan oleh sektor informal serta 20 persen pekerja sektor informal di Indonesia yang memiliki akses terhadap perlindungan sosial.
Sejak 2023, botol PET sebanyak 118.620 lebih telah dikumpulkan secara bertanggung jawab bersama mitra strategis berbasis komunitas melalui upaya dalam program Recycle In Action.
Pekerja sampah dan komunitas marginal sebanyak 21.000 lebih telah menerima pemeriksaan kesehatan melalui Semangat Sehat Mahija sejak 2022.
Paket makanan berbuka puasa telah didistribusikan kepada 21.600 orang selama Ramadan sejak 2022, paket sembako sebanyak 3.200 telah didistribusikan sejak Ramadan 2022, sebanyak 1.200 anak dari keluarga pekerja sampah yang mendapatkan kesempatan belajar melalui dukungan Mahija di 8 sekolah alternatif selama 2023 dan 2024.
Juga, 770 pekerja sampah dan anak-anak mereka mendapatkan akses pembelajaran keliling pada 2024 melalui program sekolah keliling, 160 lebih pekerja sampah di empat wilayah di Jakarta sudah menerima layanan kesehatan secara gratis pada 2024, beasiswa telah didistribusikan kepada 60 anak dari keluarga pekerja sampah sebagai wujud dukungan pendidikan pada 2025.
Secara ringkas, collection center 36, collection partner 2.400, dan pejuang daur ulang 60.000.
Kepala Departemen Teknik Lingkungan FT-SPK Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Susi Agustina Wilujeng, menegaskan di Indonesia, ada lima sektor besar yang berpotensi untuk mengadopsi pendekatan sirkular.
"Yaitu meliputi industri makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan eceran, serta perdagangan dan peralatan listrik atau elektronik," tambah Susi.
Hambatan yang ada dalam pengembangan ekonomi sirkular di Indonesia di antaranya terkait susahnya merubah kebiasaan masyarakat yang ada, kurangnya infrastruktur pendukung, kegagalan dalam implementasi serta pelaksanaan program, konsekuensi atas peraturan yang sudah ada.
"Juga, pengelolaan akhir yang tidak memadahi, target serta tujuan yang tidak terdefinisi dengan baik, kerangka hukum yang tidak memadahi, nonprofitable, sumber informasi yang terbatas, serta kurangnya modal penggerak yang ada," beber Susi.
ITS juga aktif melakukan penelitian terkait ekonomi sirkular.
Bersama UI, ITB, UGM, ITS mendapatkan dana penelitian dari LPDP melakukan penelitian bersama Nanyang University Singapore tentang pengembangan maggot dari sampah organik.
"Juga material konstruksi dengan bahan yang ramah lingkungan serta tentang blue economy di Malaysisa dan Indonesia," pungkas Susi.
Sebelum Ceraikan Azizah Salsha, Pratama Arhan Pernah Dapat Pesan Andre Rosiade Soal Komitmen |
![]() |
---|
Ramalan Cuaca Surabaya Hari Ini 28 Agustus 2025: Berpotensi Hujan Siang dan Sore Hari |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Genjot Pasar Murah, Gubernur Khofifah : Stok Beras SPHP Cukup |
![]() |
---|
Kasus Campak di Sumenep Tembus 2.268, Dinkes Klaim Total 11.186 Anak Tervaksinasi |
![]() |
---|
Dinas PUPR Kab Kediri Sebut Progres Pembangunan Jalan Stadion Gelora Daha Jayati Capai 17 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.