ASEAN: Dari Kompetisi ke Kolaborasi
Ada pandangan bahwa sesame anggota di ASEAN kita lebih banyak berkompetisi daripada berteman/bersinergy/kolaborasi memajukan multi aspek dikawasan namun Indonesia harus memposisikan diri bahwa kolaborasi regional adalah kunci daya saing global. Potensi khas dan utama masing-masing anggota Asean seperti: Vietnam melesat di ekspor, Malaysia unggul dalam elektronik, Singapura memimpin finansial, Thailand kuat pariwisata dan otomotif. Strategi Indonesia bukan menyaingi satu per satu, melainkan: menghubungkan, menyatukan, dan mempercepat seluruh ekosistem ASEAN disinilah Indonesia jadi conductor, bukan hanya menjadi player making.
Momentum Timur Leste untuk Kepemimpinan Indonesia
Kita sambut gembira akan masuknya Timor-Leste ke ASEAN merupakan momen sejarah (Indonesia punya sejarah instimewa dengan Timor Leste) yang tidak boleh lewat begitu saja. Ini bukan soal politik identitas kawasan, tetapi percepatan pertumbuhan ekonomi yang sangat nyata di Kawasan Asean. Di saat dunia bergerak ke timur, masa depan Indonesia juga ada di Timur. Jika koridor ekonomi Kupang–Dili–Oecusse terwujud dan integrasi digital-logistik kawasan berjalan, Indonesia akan membuktikan bahwa: kita bukan hanya yang terbesar di ASEAN tapi juga yang terdepan, solid, dan mempersatukan kawasan. Ungkapan saya akan sejarah Indonesia dengan Timor leste: “Persaudaraan di Ujung Timur Nusantara” mari “Building Future, Healing History”. Untuk itu, pemerintah harus berpacu pada eksekusi, bukan semata perencanaan. Reformasi tata kelola, konektivitas lintas batas, dan industri berbasis nilai tambah/ value added sudah sangat urgen dan mendesak. Karena kepemimpinan sejati bukan dinilai dari ukuran,melainkan dari keberanian memimpin ke depan. Dan kita sudah punya momentumnya sekarang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.