Berita Viral

Awal Mula DPRD Pati Gelar Pansus Pemakzulan Bupati Sudewo: Dikepung dan Diabsen Fisik Demonstran

DPRD Pati bentuk Pansus Hak Angket untuk selidiki Bupati Sudewo. Proses pemakzulan dimulai di bawah tekanan massa.

Editor: Adrianus Adhi
TRIBUNJATENG/Mazka Hauzan Naufal
HAK ANGKET - Penasihat Hukum Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Nimerodi Gulo, menyerahkan kepada Ketua DPRD Pati Ali Badrudin, dokumen berisi data pelanggaran hukum yang dilakukan Bupati Pati Sudewo. 

“Kami tidak bisa bergerak, bahkan ke toilet pun harus dikawal massa sampai paripurna selesai,” ujar Teguh.

Baca juga: Sosok Ahmad Husein, Koordinator Demo Pati yang Viral: Ternyata Dulu Pendukung Sudewo

Akhirnya, DPRD sepakat mengubah jadwal dan membentuk Pansus Hak Angket.

Teguh menegaskan bahwa pembentukan Pansus bukan semata-mata karena desakan massa.

“Ini panggilan hati kami para anggota DPRD. Kami sudah mendiskusikan kemungkinan ini tiga hari sebelumnya karena melihat situasi yang memanas,” kata dia.

Saat massa menduduki gedung, gas air mata sempat masuk ke dalam ruangan. Teguh menyebut momen itu sebagai titik balik bagi DPRD untuk mengambil tindakan tegas agar masyarakat tidak kecewa.

Pansus akan membahas 12 poin utama, termasuk kasus RSUD, penurunan jabatan eselon 2 menjadi staf, mutasi jabatan yang tidak sesuai aturan, rangkap jabatan camat, surat edaran yang mengancam warga, dan proyek-proyek yang tidak melalui lelang.

Demonstrasi Besar

Untuk diketahui, Rabu, 13 Agustus 2025, menjadi hari yang penuh ketegangan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ribuan warga dari berbagai penjuru daerah memadati Alun-Alun Pati dan kawasan Kantor Bupati untuk menuntut satu hal: Bupati Sudewo harus mundur dari jabatannya.

Baca juga: Nasib Terkini Iptu Heru Purnomo Kapolsek Pati yang Dikeroyok Massa Demo Bupati Sudewo, Kepala Bocor

Tuntutan itu dipicu oleh kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen yang sempat diberlakukan oleh Sudewo.

Meski kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan, kemarahan warga belum mereda. Mereka menilai Sudewo tidak layak memimpin karena dianggap arogan dan tidak mendengar aspirasi rakyat.

Sejak pagi, massa sudah berkumpul dengan membawa spanduk, pengeras suara, dan berbagai atribut aksi.

Teriakan “Sudewo lengser!” menggema di seluruh penjuru kota. Hingga pukul 11.00 WIB, Sudewo belum juga menemui massa, memicu aksi lempar botol dan gelas plastik ke arah kantor bupati.

Kericuhan semakin memuncak ketika massa merusak baliho, memecahkan kaca kantor bupati, dan mencoba merobohkan gerbang pendapa.

Bupati Sudewo juga sempat muncul menemui demonstran, tetapi dia hanya mengucapkan: Saya Minta Maaf.

Setelah itu Sudewo dilempar air dan sandal oleh demonstran. Sudewo kemudian diamankan. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved