Pajak Bumi Bangunan Jombang Naik Fantastis: Dari Rp 300 Ribu Jadi Rp 1,3 Juta, Ada yang Rp 10 Juta
Warga Jombang protes kenaikan PBB-P2 dengan bayar pajak pakai koin. Bapenda sebut lonjakan NJOP jadi pemicu.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, Jombang - Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Jombang mendadak dipenuhi ratusan koin pada Senin (11/8/2025).
Koin-koin itu dibawa oleh warga sebagai bentuk protes atas kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang dinilai memberatkan.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan. PBB-P2 dikelola oleh pemerintah kota/kabupaten setempat.
Aksi simbolik ini dilakukan oleh Joko Fattah Rochim, warga Kecamatan Jombang, yang pajaknya melonjak dari Rp 300 ribu menjadi Rp 1,2 juta.
Untuk melunasi kewajiban tersebut, ia memecahkan celengan koin milik anaknya yang telah dikumpulkan sejak duduk di bangku SMP.
“Kalau naik sedikit itu wajar, tapi dari Rp 300 ribu langsung jadi Rp 1 juta lebih, jelas memberatkan. Uang ini hasil tabungan anak saya, tidak ada niat tawar-menawar pajak, hanya ingin membayar sesuai ketentuan,” ujar Fattah.
Baca juga: Peri Andika dan Jefri Dikeroyok Usai Mencuri Ubi, Ditodong Pistol, Dikeroyok dan Dibakar Hidup-hidup
Koin-koin yang dibawa Fattah berjumlah Rp 1,3 juta. Sebagian digunakan untuk membayar pajak rumahnya, sementara sisanya menjadi simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil.
Aksi ini memicu ketegangan di kantor Bapenda. Sempat terjadi perdebatan antara warga dan Kepala Bapenda Jombang, Hartono, yang berusaha menjelaskan alasan kenaikan tarif pajak.
Warga lain yang turut hadir menyatakan bahwa lonjakan PBB-P2 sejak 2024 telah membebani perekonomian rumah tangga. Mereka menuntut agar pemerintah daerah segera mengevaluasi kebijakan tersebut.
Lonjakan NJOP Jadi Pemicu
Kepala Bapenda Jombang, Hartono, menjelaskan bahwa kenaikan PBB-P2 terjadi setelah pembaruan data Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pada tahun 2023.
Di beberapa kawasan perkotaan, nilai NJOP meningkat tajam sehingga berdampak langsung pada tarif pajak.
“Ada yang naiknya kecil, tapi ada juga yang sampai ribuan persen. Contohnya, PBB di Jalan Wahid Hasyim dulu Rp 1,1 juta, setelah survei nilainya bisa Rp 10 juta,” kata Hartono.
Ia menegaskan bahwa kenaikan ini bukan semata-mata keputusan sepihak, melainkan hasil dari survei dan penyesuaian nilai tanah dan bangunan sesuai kondisi pasar.
Namun, Hartono juga menyampaikan bahwa tahun depan tidak akan ada kenaikan lagi.
Baca juga: Kondisi Terkini Prada Ricard yang Dianiaya Bareng Prada Lucky, Kakak Korban: Lebih Parah Lucky
Ia berharap masyarakat bisa memahami bahwa penyesuaian NJOP adalah bagian dari pembaruan sistem pajak daerah.
Bapenda juga mempersilakan masyarakat yang merasa keberatan untuk mengajukan permohonan resmi.
Dengan begitu, pihaknya bisa melakukan survei ulang dan merevisi nilai pajak jika diperlukan.
“Silakan ajukan keberatan secara tertulis. Kami akan turun ke lapangan dan menilai ulang jika memang ada ketidaksesuaian,” ujarnya.
Meski demikian, warga tetap menuntut agar Peraturan Bupati terkait PBB-P2 segera dievaluasi. Mereka menilai bahwa kenaikan yang terlalu drastis tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat.
PBB-P2 dan Beban Pajak Rumah Tangga
Warga Jombang menilai bahwa pengelolaan PBB-P2 oleh pemerintah daerah harus lebih transparan dan mempertimbangkan daya beli masyarakat. Kenaikan yang terlalu tajam dianggap tidak adil dan berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
Joko Fattah Rochim menyatakan bahwa aksi pembayaran pajak dengan koin bukan untuk mempermalukan petugas, melainkan bentuk ekspresi kekecewaan. Ia berharap pemerintah daerah bisa mendengar suara rakyat.
“Ini bukan soal uang, tapi soal keadilan. Kami ingin pajak yang wajar dan sesuai kemampuan,” ujarnya.
Baca juga: Tinggalkan Calon Istri saat Akad Nikah, Anggota Brimob Dilaporkan ke Propam, Keluarga Merasa Ditipu
=====
Dapatkan berita terkini dan terpercaya seputar Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan berbagai peristiwa penting di Jawa Timur, termasuk kabar eksklusif tentang Persebaya Surabaya—langsung dari Harian Surya!
SURYA.co.id menghadirkan rekomendasi bacaan menarik yang tidak boleh Anda lewatkan, mulai dari update seputar klub kebanggaan Bonek, isu strategis daerah, hingga peristiwa terkini dari jantung Jawa Timur.
Bergabung sekarang di platform pilihan Anda:
- Whatsapp Channel Harian Surya: Klik di sini untuk bergabung
- Facebook SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- Twitter SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- Thread SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- Instagram SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- News Google SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
Kabel Fiber Optik Liar Dibongkar Satpol PP Jombang Karena Dianggap Berbahaya |
![]() |
---|
Belasan Bandar Narkoba Baru di Jombang Digulung Polisi, Jumlah Barang Bukti Fantastis |
![]() |
---|
Pabrik Plywood di Jombang Disidak DPRD Usai Terima Laporan Gaji Buruh dicicil |
![]() |
---|
Tidak Mau Proyek Trotoar Rp 1,6 Miliar Melenceng, Komisi C DPRD Jombang Soroti Masalah Drainase |
![]() |
---|
Jumlah PMI Asal Jombang Terus Meningkat, Peluang Bekerja di Kawasan Asia-Pasifik Tetap Dominan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.