Berita Viral

Sosok Ikrar Nusa Bhakti yang Akui Jokowi Playing Victim di Kasus Ijazah Palsu, PSI Beber Data Survey

Inilah sosok Ikrar Nusa Bhakti, analisis politik yang mengakui Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) playing victim di kasus tudingan ijazah palsu. 

Editor: Musahadah
kolase kompas TV
PLAYING VICTIM - Analis Politik Ikrar Nusa Bhakti mengakui Jokowi playing victim di kasus ijazah Jokowi. Hal ini dibantah jubir PSI Beny Papa. 

“Pak Jokowi juga diuntungkan dengan pemberitaan ini walaupun sisinya negatif, tapi kan pemberitaan apa pun akan menguntungkan bagi Pak Jokowi," ucapnya.

Baca juga: Marahi Rismon Sianipar karena Kasus Ijazah Jokowi, Prof Koentjoro Tuding Alumnus UGM Ini Bermain

Pihak yang menuntut dan menuding dugaan ijazah palsu pun menurut dia diuntungkan dengan maraknya pemberitaan terkait hal itu.

"Tapi produksi wacana ini menurut saya harusnya didorong ke produktif, seperti revisi Undang-Undang Pemilu," tuturnya.

Sementara Prof Koentjoro yang hadir di program ROSI KompasTV pada Kamis (31/7/2025) malam, awalnya mengungkapkan kekhawatirannya terhadap Rismon Sianipar, sosok yang paling vokal menggugat keabsahan ijazah Jokowi.

“Saya sayang pada Pak Rismon. Saya sungguh-sungguh khawatir Bang Rismon itu dimanfaatkan. Politik itu butuh panggung,” ujar Prof Koentjoro dalam acara tersebut.

Ia menilai bahwa situasi yang sedang berkembang saat ini, di mana isu ijazah palsu terus digaungkan di ruang publik dan media sosial, justru membuka celah bagi aktor-aktor politik tertentu untuk memanfaatkan momentum demi kepentingan pribadi atau kelompok.

“Bang Rismon ini sudah menciptakan post truth di Indonesia. Sudah banyak dukungan. Bahkan dari analisis percakapan di media sosial, ia bisa dibilang sudah menang,” lanjutnya.

Koentjoro meyakini bahwa panggung yang tercipta dari isu ini sangat potensial dimanfaatkan untuk memperkuat citra politik siapa pun yang terlibat, termasuk secara mengejutkan kemungkinan Jokowi sendiri.

“Bisa jadi Pak Jokowi sendiri yang memanfaatkan. Karena ini adalah panggung yang membuat beliau semakin dikenal. Barangkali kalau isu ini tidak ada, nama Pak Jokowi sudah mulai tenggelam. Tapi karena ini, beliau tetap muncul terus,” ucapnya.

Pernyataan Koentjoro itu memicu pertanyaan lebih lanjut dari host acara, Rosiana Silalahi, tentang siapa sebenarnya pihak yang dimaksud bisa mengambil keuntungan dari situasi ini.

Koentjoro menjawab dengan nada hati-hati, menyiratkan bahwa dalam dunia politik, popularitas sering kali menjadi alat penting untuk mempertahankan pengaruh.

Tudingan itu justru ditanggapi santai Jokowi.

Jika dianggap menguntungkan dia, Jokowi meminta agar tidak ada yang menyangkut patutkan dirinya dan membuat kegaduhan. 

"Oleh sebab itu jangan gaduh, siapa yang gaduh?," saut Jokowi, sambil tertawa saat ditemui di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (1/8/2025).

Jokowi lalu melanjutkan dengan satir. Jika, dirinya tidak akan dapat keuntungan bila tidak ada kegaduhan ijazahnya itu. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved