Ulama Temui Bupati Jombang, Ungkap Keprihatinan Sampai Misi Menjaga Moral Remaja di Kota Santri
Pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, hingga revitalisasi ruang publik agar tetap selaras dengan identitas keislaman khas Jombang.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Di tengah gejolak sosial yang melanda generasi muda di era digital ini, para pemimpin spiritual dan pejabat daerah duduk bersama dalam satu meja.
Suasana akrab namun sarat keprihatinan menyelimuti ruang pertemuan ketika Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang bersilaturahim dengan Bupati dan Wakil Bupati Jombang, Selasa (29/7/2025) lalu.
Topik yang diangkat bukan hal baru, namun semakin mendesak. Pergeseran nilai, maraknya budaya pesta sound horeg, perilaku remaja yang cenderung menjauh dari adab, hingga melemahnya peran ruang publik sebagai tempat tumbuhnya kharakter positif.
Di sinilah titik temu antara ulama dan umara menjadi penting. Dalam pertemuan tersebut, Ketua PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadziq atau disapa Gus Fahmi, menyampaikan kegelisahannya secara terbuka.
“Kami tidak ingin mematikan kreativitas anak muda. Tetapi harus ada pagar nilai. Ekspresi boleh, tetapi akhlak harus tetap dijaga. NU tidak hanya mengurus agama, tetapi juga menjaga arah sosial generasi ini,” tegas Gus Fahmi, Kamis (31/7/2025).
Gus Fahmi juga menekankan pentingnya pendekatan kultural dan edukatif, bukan sebatas larangan formal. Menurutnya, yang dibutuhkan generasi muda saat ini adalah pendampingan yang menginspirasi, bukan ancaman yang menakut-nakuti.
Bupati Jombang, Warsubi menyambut baik semua masukan yang diberikan. Ia menyadari bahwa masalah sosial di kalangan muda tidak bisa diselesaikan dengan cara instan. Dibutuhkan kolaborasi jangka panjang yang menyentuh akar persoalan.
“Kita ingin sinergitas ini menjadi gerakan kolektif. Tidak cukup hanya dengan regulasi. Harus ada ruh nilai, harus menyentuh hati. Inilah pentingnya bersanding dengan NU dalam membangun arah kebijakan,” tutur Warsubi.
Menariknya, pertemuan ini bukan sekadar simbolik. Di balik meja perundingan, sudah dirancang program-program nyata, seperti penguatan pendidikan kharakter di sekolah dan pesantren.
Pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, hingga revitalisasi ruang publik agar tetap selaras dengan identitas keislaman khas Jombang.
Wakil Bupati Jombang, KH Salmanudin Yazid atau Gus Salman menegaskan bahwa Pemkab Jombang ingin membentuk ekosistem yang ramah generasi muda, namun tetap menjunjung nilai kearifan lokal.
“Kita bukan melarang anak muda bersuara. Tetapi suara mereka harus mengandung nilai. Jombang adalah kota santri. Identitas itu tidak boleh hilang,” katanya.
Dari pihak PCNU, turut hadir KH Hasan (Rais Syuriyah), H Ubaidillah (Sekretaris), KH Rahmatul Akbar (Bendahara), serta jajaran pengurus MWCNU lainnya.
Pertemuan berlangsung penuh kehangatan namun sarat makna, menjadi penanda dimulainya konsolidasi nilai antara dua kutub penting, agama dan pemerintahan.
Lebih dari sekadar pertemuan, silaturahim ini merupakan ikhtiar moral dan kultural untuk menjaga wajah Jombang kota yang dikenal sebagai tempat lahir para tokoh besar, dari Hadratussyekh Hasyim Asy’ari hingga KH Abdurrahman Wahid agar tetap bersinar dalam bingkai nilai dan budaya. *****
PCNU Jombang
Bupati Jombang Warsubi
pergeseran nilai moral pemuda
pembahasan aklhlak generasi muda
sound horeg
pembangunan SDM Jombang
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
Jombang
Tabung Gas Diduga Bocor Saat Menggoreng Kerupuk, Dapur Penggorengan Kerupuk di Kediri Ikut Remuk |
![]() |
---|
Cemas Peredaran Narkoba di Kota Santri, Kapolres Jombang Ajak Masyarakat Aktifkan Siskamling |
![]() |
---|
Anggota BPD di Jombang Mengeluh Tidak Dijamin BPJS Kesehatan, 3 Tahun Tunjangan Juga Masih 'Stabil' |
![]() |
---|
Lebih dari Sekadar Tradisi Tahunan, Grebek Tahu di Desa Sumbermulyo Jombang Jadi Simbol Keberkahan |
![]() |
---|
Kabel Fiber Optik Liar Dibongkar Satpol PP Jombang Karena Dianggap Berbahaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.