Koperasi Merah Putih dan Asta Cita
Koperasi Merah Putih Pulogedang Jombang Jadi Motor Ekonomi Desa Tanpa Saingi Toko Warga
Koperasi Merah Putih Desa Pulogedang di Jombang, Jatim, jadi motor ekonomi desa. Fokus jadi supplier tanpa harus saingi toko warga lokal.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Cak Sur
Ringkasan Berita:
- Kopdes Merah Putih Jombang, Jatim, fokus jadi supplier, bukan pesaing toko warga.
- Kolaborasi dengan BUMDes dan Gapoktan perkuat sektor perdagangan dan pertanian.
- Tantangan modal diatasi dengan libatkan pemuda dalam pemasaran produk koperasi.
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Di sebuah sudut Desa Pulogedang, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), geliat ekonomi mulai terasa hidup.
Sejak berdirinya Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, roda usaha masyarakat berputar lebih cepat.
Bukan dengan gebrakan besar, tetapi melalui langkah-langkah kecil yang pasti, seperti menyediakan sembako, pupuk dan bahan kebutuhan harian bagi warga sekitar.
Pagi itu, di teras Balai Desa Pulogedang, Kepala Desa (Kades) Eko Arianto dengan semangat menceritakan kisah lahirnya koperasi yang kini menjadi kebanggaan desanya.
“Semua berawal dari semangat kemandirian. Kami ingin desa ini punya badan usaha yang benar-benar dikelola masyarakat sendiri dan bisa bersinergi dengan program nasional, terutama Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pemberdayaan ekonomi rakyat," ucapnya saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (27/10/2025).
Koperasi Merah Putih resmi terdaftar di Administrasi Hukum Umum (AHU) pada 5 Mei 2025.
Legalitas lain seperti NIK Koperasi, NIB dan KBLI pun segera menyusul, membuka jalan bagi usaha di berbagai sektor mulai dari perdagangan sembako, alat kesehatan, distribusi gas elpiji hingga pupuk pertanian.
Namun, yang membuatnya istimewa bukan hanya pada izin usaha yang lengkap, melainkan pada cara kerja mereka yang berlandaskan kolaborasi.
Eko menjelaskan, Kopdes tidak berdiri sendiri. Mereka menggandeng BUMDes dan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) agar saling menopang.
“BUMDes punya toko ritel, sedangkan Kopdes berperan sebagai supplier. Jadi tidak saling mematikan, justru memperkuat satu sama lain,” ujarnya melanjutkan.
Kerja sama itu juga mencakup sektor pertanian, seperti penyediaan pupuk dan penanaman jagung bersama kelompok tani setempat.
Salah satu bentuk nyata kolaborasi terjadi ketika BUMDes membutuhkan beras. Karena belum bisa langsung bermitra dengan Bulog, Kopdes mengambil peran tersebut. Dana pembelian berasal dari BUMDes, sementara proses pengadaan dilakukan oleh koperasi.
“Intinya, semua bergerak dengan kesepakatan yang jelas supaya tidak tumpang tindih,” tambah Eko.
Fokus Jadi Supplier, Bukan Pesaing
Di sisi lain, Ivan Nurdianto, Ketua Koperasi Merah Putih Desa Pulogedang, Kecamatan Tembelang, memilih strategi yang sedikit berbeda dari koperasi kebanyakan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.