Berita Viral

Alasan Motif Kematian Arya Daru Disembunyikan Polisi, Susno Duadji Ucap Tak Layak, Keluarga Syok

Polisi belum mengungkap motif di balik kematian diplomat Arya Daru Pangayunan yang disebut sengaja mengakhiri hidup. 

Editor: Musahadah
kolase metro TV/kompas TV
TAK TERIMA - Meta Bagus, kakak ipar Arya Daru mengaku tidak bisa menerima kesimpulan polisi yang menyebut penyebab kematian adik iparnya karena mengakhiri hidup. 

Bagus juga menambahkan bahwa komunikasi antara ADP dan istrinya berjalan baik.

"Memang segala sesuatu itu didiskusikan, dikomunikasikan antara suami dan istri ini, dengan cukup baik," imbuhnya.

Ajak publik kawal kasus Ia mengajak publik untuk ikut mengawal proses hukum kasus ini dengan empati dan obyektivitas.

"Kami juga mengajak kepada teman-teman media dan masyarakat luas, untuk ikut mengawal jalannya proses ini dengan empati, kemudian informasi yang cukup berimbang dan objektif," kata Meta.

Keluarga sangat menghargai dukungan dari masyarakat terhadap kasus ini.

"Kami sangat, sangat menghargai sekali dukungan dari teman-teman media dari seluruh masyarakat Indonesia mengenai kasus ini," tambahnya.

Mereka berharap penyelidikan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dapat mengungkap fakta sebenarnya di balik kematian ADP.

"Kami juga percaya bahwa pihak yang berwajib bekerja berdasarkan kaidah-kaidah pekerjaannya yang baik," tutupnya.

Kandungan CTM hingga Akses Layanan Kesehatan Mental

KEMATIAN DIPLOMAT MUDA - Kronologi Arya Daru Pangayunan tewas di kamar kos diungkap polisi.
KEMATIAN DIPLOMAT MUDA - Kronologi Arya Daru Pangayunan tewas di kamar kos diungkap polisi. (Kolase Instagram Arya Daru dan Kompas.com)

Sebelumnya, penyelidik Polda Metro Jaya bersama Subbid Toksikologi Puslabfor Polri juga melakukan uji pada organ dan cairan tubuh korban. 

AKP Ade Laksono dari Toksikologi Puslabfor Polri memastikan sudah meneliti otak, empedu, limpa, hati, ginjal, lambung, darah, urine. 

Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi senyawa toksin, apakah ada di organ atau cairan tubuh tersebut, antara lain, obat-obatan atau bahan kimia. 

Hasilnya, seluruh organ dan cairan tubuh, tidak terdeteksi senyawa toksin, seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol maupun narkoba. 

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan dan menemukan kandungan paracetamol di otak, kandungan  chlorpheniramine atau CTM di empedu, hati, dan limpa. 

Lalu kandungan paracetamol dan chlorpheniramine di ginjal dan urine serta kandungan chlorpheniramine di lambung dan darah.

"Kesimpulannya pemeriksaan tidak terdeteksi senyawa toksin umum. Namun ditemukan kandungan paracetamol dan klor," terangnya. 

Sesuai studi literatur chlorpheniramine atau CTM adalah antihistamine yang dapat meredakan gejala alergi seperti hidung tersumbat dan menimbulkan efek mengantuk. 

Sementara paracetamol dipakai untuk meredakan nyeri. 

"Ini menunjukkan sdanya konsumsi atau paparan obat sebelum kematian," tegas Ade Laksono. 

Sementara itu, Ipda Saji Purwanto dari Ditressiber Polda Metro Jaya menjelaskan, pihaknya telah meneliti 20 titik CCTV yang ada di kantor Kemenlu, mal GRand Indonesia dan tempat kos Arya Daru. 

Hasilnya, pihaknya tidak menemukan adanya gerakan atau motion atau muatan tindakan kekerasan fisik. 

"Tidak ada pemotongan video.  Tidak ada gerakan-gerakan yang memiliki muatan adanya tindakan kekerasan," tegas Ipda Saji. 

Selain itu, tim Diressiber juga meneliti perangkat handphone milik korban yang aktif pertama tanggal 29 juni 2019 dan terakhir 20 september 2022. 

Dari pemeriksaan ini, pihaknya menemukan pengiriman email ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan orang yang memiliki emosional, perasaan tertekan dan putus asa termasuk yang menyebabkan bunuh diri. 

"Kami menemukan 2 segmen, pertama 2013, tanggal 20 juni 2013- sampai 20 juli 2013. 
Menceritakan alasan ada keinginan bunuh diri. Kemudian tahun 2021, dimulai 24 September sampai 5 OKtober 2021. Terdapat 9 segmen, intinya, ada niatan yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapi Kesimpulan Polisi, Keluarga Diplomat Kemlu ADP Syok, Yakin Bukan Bunuh Diri, dan Siapkan Pengacara"

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved