Berita Viral

Selain Lakban, 3 Benda Ini Akan Menguak Penyebab Kematian Arya Daru, Sosiolog Singgung Obat Bius

Selain lakban, tiga benda ini diprediksi akan menguak penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan

Editor: Musahadah
kolase istimewa
BUKTI KUNCI - Selain lakban, tiga benda ini disebut akan menguak penyebab kematian Arya Daru. Pendapat ini diungkapkan kriminolog, sosiolog hingga pakar mikro ekspresi. 

"Yang perlu disorot adalah kresek hitam yang terlihat berat. Dan dibawa dengan bahas tangan yang agak jauh dari tubuh. Ini perlu didalami apa yang dibuang," kata Handoko dikutip dari tayanngan Kompas TV pada Jumat (12/7/2025). 

Handoko lalu menganalisis gerak gerik Arya saat kembali menuju kamarnya usai membuang kresek hitam tersebut. 

Handoko menilai secara umum saat Arya kembali dengan kemeja terbuka tidak nampak ketergesaan atau ketakutan.

"Biasanya kalau ketergesaan ada unsur ketakutan. Tapi saat kemeja terbuka, tidak nampak emosi takut," katanya. 

Menurut Handoko perlu diketahui lebih mendalam aktivitas apa yang dilakukan Arya dalam jeda waktu yang tidak tampak sosoknya dalam CCTV.

"Nanti pasti ada teman fordnsik digital dan kepolisian yang harus mencari CCTV lainnya," tukasnya. 

Lakban Bukti Kunci 

BEDA - Dua kriminolog UI Adrianus Meliala dan Haniva Hasna memiliki pendapat berbeda terkait penyebab kematian diplomat muda Arya Daru yang tewas terlilit lakban di kamar kosnya.
BEDA - Dua kriminolog UI Adrianus Meliala dan Haniva Hasna memiliki pendapat berbeda terkait penyebab kematian diplomat muda Arya Daru yang tewas terlilit lakban di kamar kosnya. (kolase Metro TV/Kompas TV)

Sebelumnya, tiga ahli menyebut lakban sebagai bukti kunci kasus meninggalnya Arya Daru.  

Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna menyebut penggunaan lakban ini menunjukkan adanya sesuatu yang tidak lazim. 

"Lakban itu digunakan untuk menutup sesuatu atau membungkam sesuatu. Benarkah ini untuk membungkam diri sendiri, ketika dilakukan oleh korban itu sendiri. Atau oleh pelaku, dimana korban ini dianggap punya akses terhadap informasi sensitif karena dia profesinya seorang diplomat," kata Haniva Hasna dikutip dari tayangan Metro TV pada Kamis (10/7/2025). 

Terkait kemungkinan kedua, berarti ada seseorang yang memiliki power sehingga dia bisa memanipulasi dengan membuat korban menjadi manut atau nurut atau brand wash terhadap perintah pelaku. 

Haniva melihat selama ini lakban sangat jarang digunakan untuk kasus bunuh diri. 

Kasus bunuh diri biasanya korban memilih menggunakan cara yang harus cepat. 

Sementara kalau lakban ini lebih lama kehilangan nyawa, dan membutuhkan keterampilan khusus. 

"Kondisi-kondisi ini harus dipahami sebagai latar belakang terbunuhnya korban ini. Tidak hanya dibunuh atau terbunuh, tapi ada apa?," katanya. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved