Berita Viral

5 Kelakuan Janggal Keluarga Juliana Marins Ucap Layanan Publik Indonesia Buruk hingga Ragukan Otopsi

Keluarga Juliana Marins masih terus mengecam Indonesia meski jenazah anaknya sudah dievakuasi dari jurang Gunung Rinjani dan telah dibawa ke Brasil.

Editor: Musahadah
kolase youtube/istimewa
KECAM - Manoel Marins masih terus mengkritik Indonesia setelah jasad anaknya, Juliana Marins dievakuasi dari Gunung RInjani dan dibawa ke Brasil. Sebut, layanan publik di Indonesia buruk. 

"Sayangnya, ini adalah sebuah negara tujuan wisata, destinasi wisata yang dikenal di seluruh dunia. 

"Sebuah negara yang bergantung pada pariwisata untuk bertahan hidup, seharusnya memiliki lebih banyak infrasruktur memadai," katanya. 

2. Salahkan pemandu

Ibu Juliana, Estela Marins dalam wawancara TV Globo medida Brasil, Estela menuding,  kematian putrinya bukan sekadar kecelakaan biasa.

“Ini sangat menyakitkan dan membuat kami marah. Orang-orang ini telah membunuh putri saya,” kata Estela dengan suara bergetar.

Sementara sang ayah, Manoel Marins, menuding, pemandu meninggalkan Juliana sendirian di jalur pendakian setelah ia mengeluh kelelahan.

Manoel menyebut bahwa pemandunya meninggalkan Juliana karena ingin merokok.

“Dia ditinggal hanya karena pemandunya ingin merokok. Untuk merokok! Saat kembali, putri saya sudah hilang dari pandangan,” tegas Manoel.

Menurut penuturan Manoel, kejadian bermula sekitar pukul 04.00 pagi, Juliana meminta istirahat karena merasa lelah.

Pemandu menyuruhnya duduk di tempat dan kemudian pergi sekitar 5–10 menit untuk merokok. Saat kembali, Juliana sudah tak terlihat lagi.

Dua jam berselang, tepat pukul 06.08 pagi, pemandu mengaku baru melihat Juliana kembali dari kejauhan dan merekam sebuah video untuk dilaporkan ke atasannya.

Bagi keluarga, kejadian itu menjadi bukti nyata bahwa keselamatan wisatawan tidak dijaga dengan semestinya.

3. Salahkan TNGR

Manoel juga mengkritik perusahaan wisata menjual paket pendakian lewat kios-kios kecil tanpa memberikan informasi akurat tentang tingkat kesulitan jalur.

“Seolah-olah ini jalur ringan, padahal berbahaya,” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved