Berita Viral

Buntut Ayah Juliana Marins dan Pemerintah Brasil Mau Lapor HAM Internasional, Fakta Berbeda Terkuak

Reaksi pihak keluarga Juliana Marins dan pemerintah Brasil yang tidak terima atas tewasnya pendaki berusia 27 tahun, kini jadi sorotan.

Editor: Musahadah
istimewa
KERJA KERAS - Proses evakuasi jasad Juliana Marins dari jurang Gunung Rinjani pada Rabu (25/6/2025). Kerja keras tim gabungan ternyata tidak dihargai keluarga Juliana Marins dan pemerintah Brasil. 

Mulai dari SOP pendakian, kuota pendakian, perbaikan jalur pendakian dan pemasangan rambu-rambu, hingga memberi latihan rescue kepada Porter dan Guide agar bisa memberikan pertolongan pertama saat ada insiden di gunung.  

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Brasil melalui Kantor Pembela Umum Federal (DPU) membuka kemungkinan untuk menempuh jalur hukum internasional terkait kematian Juliana Marins, warga negara Brasil yang meninggal saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani.  

DPU mengajukan permintaan resmi pada Kepolisian Federal untuk menyelidiki adanya kemungkinan adanya unsur kelalaian dari otoritas Indonesia atas insiden tersebut. 

Tim SAR Beber Fakta Berbeda

EVAKUASI DRAMATIS - Samsul Padli salah satu tim SAR yang ikut mengevakuasi jenazah Warga Negara (WN) Brasil, Juliana Marins (27) (kiri). Dia mendapatkan pelukan hangat oleh rekan-rekannya di Posko SAR Gabungan, Rabu (25/6/2025) malam. Lokasi Juliana jatuh di Gunung Rinjani yang berhasil direkam drone pendaki asal Malaysia (kanan). 
EVAKUASI DRAMATIS - Samsul Padli salah satu tim SAR yang ikut mengevakuasi jenazah Warga Negara (WN) Brasil, Juliana Marins (27) (kiri). Dia mendapatkan pelukan hangat oleh rekan-rekannya di Posko SAR Gabungan, Rabu (25/6/2025) malam. Lokasi Juliana jatuh di Gunung Rinjani yang berhasil direkam drone pendaki asal Malaysia (kanan).  (TribunLombok.com Tony Hermawan/Instagram @natadecoco_ee)

Di bagian lain, Samsul Padli, anggota tim SAR Lombok Timur membeber fakta mencengengkan di balik evakuasi Juliana Marins

Diceritakan Samsul, pihaknya menerima kabar adanya pendaki jatuh dari Taman Nasional Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). 

Sementara kejadian jatuhnya sekira pukul 4 hingga 5 pagi. 

Setelah mendapat informasi, pihaknya langsung berangkat menuju Sembalun untuk kooordinasi dengan pihak taman nasional. 

Setelah itu, tim pertama bergerak membawa satu set peralatan vertical rescue.

"Kami jalan dari bukit 3, mulai jam 12.00, sampai di TKP jam 18.30 WIB," katanya. 

Setelah mengecek kondisi dan salat Isya, dilakukan breafing untuk evakuasi. 

Saat itu, akhirnya diputuskan Samsul untuk turun ke posisi terakhir korban teriak.

"Kenapa kita lakukan malam? Karena kondisi korban masih hidup saat tertangkap drone," kata Samsul yang saat itu turun ke jurang sendirian pukul 19.30.

Saat itu Samsul berhasil menemukan track inpul dan senter milik Juliana.

Namun, saat itu Juliana tidak berhasil ditemukan. 

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved