Berita Viral

Buntut Ayah Juliana Marins dan Pemerintah Brasil Mau Lapor HAM Internasional, Fakta Berbeda Terkuak

Reaksi pihak keluarga Juliana Marins dan pemerintah Brasil yang tidak terima atas tewasnya pendaki berusia 27 tahun, kini jadi sorotan.

Editor: Musahadah
istimewa
KERJA KERAS - Proses evakuasi jasad Juliana Marins dari jurang Gunung Rinjani pada Rabu (25/6/2025). Kerja keras tim gabungan ternyata tidak dihargai keluarga Juliana Marins dan pemerintah Brasil. 

“Koordinator taman terlambat menghubungi tim penyelamat,” tegas Manoel.

Saat ini, jenazah Juliana Marins sudah tiba di kampung halamannya di Brasil (1/7/2025) dan dibawa langsung ke Institut Medis Hukum Afranio Peixoto (IML) dengan pengawalan polisi dan departemen pemadam kebakaran.

Meskipun otopsi pertama sudah dilakukan di Bali, namun keluarga Juliana meminta otopsi ulang karena merasa penyebab kematian Julians belum sepenuhnya jelas.  

Permintaan keluarga untuk melakukan otopsi kedua untuk mengetahui waktu dan penyebab pasti kematian Juliana.  

Menurut Faozal, otopsi ulang merupakan hak dari keluarga Juliana.  

Pihaknya akan menunggu sejauh mana proses yang dilalukan di Brasil.  

Faozal menegaskan, bahwa apa yang sudah dilakukan oleh negara dengan alat negara yang ada di Indonesia itu sudah sesuai dengan standar yang ada di Indonesia.  

"Tetapi yang pasti pemerintah Indonesia, alat negara yang ada di Indonesia untuk proses-proses mulai dari rescue sampai dengan proses otopsi itu adalah standar Indonesia yang sudah dilakukan," imbuhnya.

Reaksi Pemprov NTB

Terkait hal ini, PLH Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Mohammad Faozal mengatakan, pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya maksimal selama proses penyelamatan di jurang Cemara Nunggal, Gunung Rinjani.

"Pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya maksimal, artinya baik dari proses rescue dan lain-lain yang sudah dilakukan sudah seperti standar di Indonesia," kata Faozal, Rabu (2/7/2025).

Begitu juga dengan proses otopsi jenazah yang dilakukan oleh dokter forensik di Bali. 

Otopsi jenazah Juliana pertama dilakukan di RSUD Bali Mandara, usai jenazah Juliana berhasil dievakuasi dari jurang kedalaman sekitar 600 meter jalur pendakian Gunung Rinjani, pada Kamis (26/6/2025).  

Dikatakan, Pemprov NTB sudah melakukan evaluasi menyeluruh terkait penanganan kecelakaan yang dialami Juliana Marins di Gunung Rinjani.  

Langkah berikutnya, Pemprov NTB bersama Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan Basarnas serta pihak terkait akan melakukan perbaikan.  

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved