Keracunan Massal di Desa Wonorejo Tulungagung , Penyebabnya Bakteri Salmonella dan Enterobacter

Keracunan massal di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jatim, akibat terjadi kontaminasi bakteri salmonella dan enterobacter.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
HASIL UJI LABORATORIUM - Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani (Tengah), Kepala Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Rendra Bramasti (kiri) dan Kepala Puskesmas Sumbergempol, Tri Endah Wahyuni (kanan) saat memaparkan hasil uji laboratorium sampel keracunan massal di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (1/7/2025). Hasilnya, keracunan pada 58 pasien ini disebabkan bakteri salmonella dan enterobacter. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), bersama Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUD dr Iskak Tulungagung telah selesai menguji sampel keracunan massal di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol.

Hasil uji laboratorium pada sampel makanan, menunjukkan terjadi kontaminasi bakteri salmonella dan enterobacter.

Hasil yang sama juga didapat dari uji sampel di laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya.

Sementara pada sampel feses pasien, ditemukan adanya aktivitas bakteri yang tidak normal.

”Kesimpulannya, memang terjadi keracunan makanan. Dari 68 orang yang makan, terdapat 58 orang keluhan utama diare,” jelas Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi  Lusiana Wardani, Selasa (1/7/2025).

Keracunan ini terjadi, setelah warga makan makanan yang diberikan dari Posyandu 1 Desa Wonorejo pada Senin (16/6/2025).

Makanan dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini berupa nasi soto, dalam satu porsi terdiri nasi, irisan daging ayam, telur rebus, kuah soto, irisan wortel, irisan kubis dan bihun.

Dari semua bagian makanan ini, hanya bihun yang tidak terkontaminasi bakteri.

Sebenarnya ada 70 anak sasaran PMT ini, namun banyak yang tidak datang ke Posyandu.

Makanan dari Posyandu juga dibawa pulang, sehingga bukan hanya balita peserta Posyandu yang makan, namun juga anggota keluarga yang lain.

Dari 68 orang yang makan soto dari PMT ini, 58 di antaranya mengalami keracunan. Sehingga dari jumlah anak peserta Posyandu, yang berusia 0-5 tahun hanya ada 20 pasien.

Sisanya yang berusia 6-14  tahun ada 7 pasien, 15-44 tahun ada 24 pasien, 45-59 tahun ada 4 pasien dan usia di atas 60 tahun ada 3 orang.

”Meski dipastikan ada pencemaran bakteri, belum dipastikan sumber pencemaran itu,” tambah Desi.

Kepala Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Rendra Bramasti, mengatakan jika sumber pencemaran bakteri ini belum bisa dipastikan.

Bakteri bisa berasal dari lingkungan, maupun dari penjamah makanan atau orang yang memasak.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved