Rel Kemandirian: Peran PPI Madiun Cetak SDM Handal Pengganti Tenaga Asing di Proyek Kereta Cepat

Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun menjadi jantung seluruh proses alih teknologi dan transfer pengetahuan pengoperasian kereta cepat

Editor: Cak Sur
Istimewa
PPI MADIUN - Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun telah ditunjuk sebagai pusat pelatihan resmi untuk High Speed Railway (HSR) di Indonesia. PPI Madiun menjadi jantung dari seluruh proses alih teknologi dan transfer pengetahuan dalam pengoperasian kereta cepat. 

Saat ini, telah tercapai 300 taruna telah lulus pelatihan teoritis & siap sertifikasi (-27  persen dari total) serta 796 taruna lainnya masih dalam proses pelatihan lanjutan dan akan mengikuti tahapan yang sama.

Peran PPI Madiun dalam mencetak SDM berkualitas, tercermin pula dari keberhasilan para alumninya di dunia kerja. 

Tracer study menunjukkan mayoritas lulusan langsung terserap oleh sektor transportasi. Sosok seperti Dessy Anggraini yang kini menjadi masinis MRT Jakarta yang mengatakan, bahwa bangga menjadi bagian dari PPI Madiun yang mengantarkannya menjadi masinis di MRT Jakarta. 

Hal serupa diungkapkan oleh  Ario Bomantara Wijayanto yang bekerja di Kementerian Perhubungan, bahwa mendapatkan manfaat dari pendidikan di PPI Madiun, yaitu percaya diri dan tangguh serta mengamalkan 5 citra manusia perhubungan. 

Berikut, Rafi Ardiansyah yang menangani prasarana di PT Len Rekaprima Semesta menyampaikan, bahwa pendidikan selama menjadi taruna menjadikannya lulusan yang memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian.

Kurikulum PPI dirancang lebih dari sekadar perkuliahan materi. Praktikum mencakup 60 persen dari total beban belajar, mempertemukan taruna langsung dengan peralatan asli HSR dan difasilitasi laboratorium lengkap mulai dari rel mini, kereta inspeksi, simulator masinis hingga workshop. 

Pengajar adalah dosen bersertifikasi internasional yang telah mengikuti pelatihan di Jerman, Korea dan Swedia. 

Untuk mendukung kurikulum secara maksimal, PPI juga mengembangkan inovasi lokal seperti lori inspeksi bertenaga surya dan sensor rel dan lain sebagainya.

Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan ekosistem strategis. Pemerintah Kota Madiun memberikan beasiswa penuh bagi 22 taruna selama 3 tahun. 

Di sisi lain, kolaborasi formal antara KCIC, HSRCC, dan PPI Madiun melalui PKS telah memperkuat sinergi dalam penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi. 

Kementerian Perhubungan dan BPSDM juga berperan aktif dalam link and match kurikulum dengan kebutuhan industri nasional dan perkembangan global.

Tentu saja, tantangan masih membentang di masa mendatang. Di antaranya adalah integrasi infrastruktur pendukung, seperti integrasi jalur pengumpan (feeder) antara stasiun pusat dan KCJB agar  kecepatan maksimal Whoosh juga dapat diimbangi layanan transportasi lokal. Selain itu, perluasan jaringan HSR ke kota-kota lain seperti Surabaya via Madiun. 

Hal ini membuka peluang besar bagi PPI untuk menjadi pusat pelatihan regional. Di sisi lain, pembaruan kurikulum dan perluasan mitra industri seperti INKA, Len Railways dan PUPR menjadi keharusan untuk menjaga relevansi terhadap perkembangan teknologi.

Kini, PPI Madiun berdiri bukan hanya sebagai sekolah kedinasan, tapi sebagai poros pusat transformasi SDM nasional. 

Dari kota industri yang terkenal dengan produksi lokomotif, Madiun kini menjadi kota penghasil SDM unggul untuk transportasi masa depan. 

Melalui pendekatan praktis-digital, kemitraan global, sertifikasi ganda, jejaring alumni yang aktif serta koordinasi erat dengan pemangku kebijakan, PPI Madiun tengah mengawal estafet sejarah: menyerahkan tongkat kemajuan transportasi dari tangan asing ke anak negeri sendiri. (*)

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved