Konservasi Energi di Terminal Teluk Lamong, TPK Nilam dan BJTI Dapat Respon Positif Kemenhub
PT Terminal Teluk Lamong (TTL) menerima kunjungan dari Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kementerian Perhubungan RI
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - PT Terminal Teluk Lamong (TTL), Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam), dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI), menerima kunjungan dari Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kementerian Perhubungan RI.
Anang Januriandoko, Senior Manager Quality, Health, Safety, Security, and Environemnt PT Terminal Teluk Lamong, mengatakan kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan BUMN kepelabuhanan dalam mewujudkan pelabuhan Indonesia yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.
Tim Kemenhub RI, yang terdiri dari Rachmat Budi Setiawan, Linda Evans, dan Dina Kartika, dari tim penyusun bahan kebijakan, serta Danawirya Silaksanti, pengendali dampak lingkungan, meninjau langsung penerapan manajemen energi dan konservasi di terminal.
Konservasi energi ini merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan energi atau meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Dengan target untuk kemudian dapat direplikasi pada pelabuhan-pelabuhan lainnya seperti pelabuhan sungai, danau, serta penyeberangan yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Laut dan Darat.
“Kami menyambut baik kunjungan dari Kementerian Perhubungan RI. Kegiatan ini menjadi ruang berbagi pengalaman dan praktik yang telah kami jalankan di TTL, khususnya dalam pengelolaan energi berbasis keberlanjutan dan efisiensi operasional," kata Anang, Sabtu (5/7/2025).
PT TTL menjelaskan berbagai sarana dan prasarana berbasis energi bersih yang telah diterapkan.
Sebagai pelabuhan berkonsep greenport dan smartport, TTL telah menggunakan peralatan bongkar muat seperti Automatic Stacking Crane (ASC), Ship to Shore Crane (STS) dan Grab Ship Unloader (GSU) yang sepenuhnya menggunakan energi listrik.
"Selain itu, peralatan bongkar muat yang digunakan juga telah terbukti dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon secara signifikan", jelas Anang.
TTL telah memiliki komite energi dan menerapkan sistem manajemen energi ISO50001:2018 untuk mengawasi dan mengendalikan konsumsi energi di seluruh area operasional.
Komitmen ini diperkuat dengan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan penggunaan lampu tenaga surya sebagai bagian dari inisiatif penggunaan energi terbarukan di kawasan pelabuhan.
Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam) turut memaparkan strategi konservasi energi, mulai dari penggunaan biosolar B40, konversi lampu Son-T ke LED, pemanfaatan shore connection, hingga rencana pengoperasian Electric Rubber Tired Gantry (ERTG) di awal tahun 2026.
PT BJTI juga memaparkan transformasi alat operasionalnya, mulai dari konversi energi Harbour Mobile Crane (HMC) konvensional menjadi HMC listrik, hingga perubahan RTG konvensional menjadi RTG baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Program konversi energi alat HMC dan RTG konvensional menjadi listrik memberikan dampak yang signifikan selain mengurangi Ketergantungan pada BBM, menggunakan energi listrik juga mengurangi emisi gas, dan yang utama buat perusahaan adalah nilai efisiensi yang signifikan” beber Adi Sugiri Direktur Komersial dan Teknik, PT BJTI.
Tim Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kementerian Perhubungan RI mengapresiasi jajaran tim TTL, TPK Nilam, dan BJTI yang sudah melaksanakan berbagai upaya konservasi energi di pelabuhan.
Lirik Allah Allah Aghisna Lengkap, Teks Arab Latin dan Terjemahan |
![]() |
---|
Serahkan Mobil Ambulans untuk Warga Desa Sukodadi, LDII Lamongan: Warga Gratis Pakai |
![]() |
---|
Sekdes Pabean Sidoarjo Diduga Diintimidasi PT MTB dan Parpol Soal Dugaan Penipuan Tanah Kavling |
![]() |
---|
Kabupaten Sidoarjo Mendapat Bantuan Jargas 7.223 SR dari Kementerian ESDM |
![]() |
---|
Lirik Sholawat Nahdliyah Teks Latin, Lengkap Arab dan Terjemahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.