Perang Iran Israel
Dampak Keterlibatan AS dalam Perang Iran-Israel Sangat Berbahaya, Pengamat: Picu Perang Dunia Ketiga
Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang Iran-Israel, berbuntut panjang. Pengamat sebut bisa picu perang dunia ketiga
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang Iran-Israel, berbuntut panjang.
Serangan AS ke Iran, Sabtu (21/6/2025), dinilai bisa membawa dampak yang sangat berbahaya.
Bahkan, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, mengatakan bahwa serangan AS ke Iran bisa memicu terjadinya perang dunia ketiga.
"Meskipun Presiden Amerika Serikat mengeklaim bahwa pilihan Iran hanya ada dua yaitu, menyerah dan kemudian ada perdamaian atau Amerika Serikat akan melakukan serangan lebih besar apabila Iran tak mau menyerah," kata Hikmahanto, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Setidaknya ada empat hal yang perlu dicermati dalam keterlibatan AS.
Pertama, reaksi Iran.
"Apakah Iran mau menyerah dan sebagaimana diharapkan Pemerintah Amerika terjadinya perdamaian, atau Iran melakukan serangan balasan baik itu kapal-kapal induk Amerika Serikat maupun ke Israel," ujarnya.
Kedua, respons dari negara-negara di dunia atas serangan tersebut juga perlu dicermati.
Hikmahanto mengatakan, jika banyak negara di dunia mendukung Iran, maka potensi perang dunia sangat mungkin terjadi.
"Nah, kalau misalnya mendukung Iran, maka ini bukannya tidak mungkin, bukan tidak mungkin ini perang dunia ketiga semakin dekat," katanya.
Ketiga, sikap Amerika Serikat terkait permasalahan tersebut dengan tetap akan melakukan serangan atau memilih mundur.
Terakhir, sikap Pemerintah Indonesia atas permasalahan tersebut yang harus berpihak kepada perdamaian.
"Kita (Indonesia) harus berpihak pada perdamaian dan bergabung dengan negara untuk berpihak kepada perdamaian dan mengekskalasi perang yang ada," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengungkap alasan militer negara menyerang Iran pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Hal itu diungkap Trump dalam pidato di hadapan rakyatnya di Gedung Putih pada hari yang sama pukul 10.00 waktu setempat.
Dalam pidato tersebut, Trump juga mengumumkan bahwa pasukan militer AS telah menghancurkan tiga fasilitas nuklir utama Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow.
"Beberapa waktu lalu, militer AS melakukan serangan presisi besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir utama di rezim Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan," kata Trump, dikutip dariFox News.
Dalam penjelasannya, Trump mengatakan sudah berulang kali mendesak Iran untuk membuat kesepakatan mengenai program nuklirnya. Namun, Iran justru menarik diri dari perundingan yang dijadwalkan berlangsung di Oman pada Minggu, 15 Juni 2025.
Kemudian, melalui pidatonya, Trump mengungkap alasannya menyerang tiga fasilitas nuklir milik Iran adalah untuk menghentikan ancaman nuklir.
"Tujuan kami adalah menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh negara sponsor teror nomor satu di dunia," kata Trump, dikutip dari CNN.
"Malam ini, saya dapat melaporkan kepada dunia bahwa serangan itu merupakan keberhasilan militer yang spektakuler," ujarnya lagi.
Sementara Israel telah melancarkan serangan ke Iran setelah Intelijen Israel mengindikasikan program nuklir Iran berkembang pesat, Kamis (12/6/2025).
Diketahui, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan langsung lewat unggahan di media sosial Truth Social bahwa serangan yang dilancarkan pasukan AS ke lokasi-lokasi nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan telah berhasil dilakukan.
“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan.
Semua pesawat kini telah keluar dari wilayah udara Iran,” tulis Trump, pada Sabtu (21/6/2025) malam waktu setempat.
Trump menyebut serangan tersebut sebagai misi yang tuntas, dan menyatakan bahwa bom dengan muatan penuh telah dijatuhkan di Fordow, salah satu situs pengayaan uranium paling dijaga di Iran.
“Muatan penuh BOM dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat kini dengan aman dalam perjalanan pulang. Selamat kepada para Prajurit Amerika yang hebat. Tak ada militer lain di dunia yang mampu melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK DAMAI! Terima kasih atas perhatian Anda,” tambahnya.
Belum ada konfirmasi langsung dari pihak Iran terkait dampak dari serangan ini.
Namun, para analis memperkirakan bahwa serangan langsung dari AS, setelah sebelumnya Israel melakukan serangan unilateral, dapat memicu eskalasi serius di kawasan Timur Tengah.
Langkah ini sekaligus menandai keterlibatan langsung Amerik Serikat dalam konflik yang selama ini dipimpin oleh Israel, dan memperbesar risiko perang terbuka antara Iran dan aliansi Barat.
Indonesia Disebut Bisa Hentikan Konflik
Indonesia disebut-sebut mampu menghentikan konflik antara Iran dan Israel yang tengah memanas.
Pernyataan ini diungkapkan langsung oleh Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi.
Menurut Boroujerdi, Presiden RI Prabowo Subianto aktif di bidang politik luar negeri. Bahkan setiap bulan, ia kerap berkunjung ke luar negeri maupun menerima tamu dari luar negeri.
Oleh karena itu, Indonesia dianggap memiliki posisi yang cukup kuat dan potensi sangat besar untuk mendorong perdamaian di tengah konflik antara Israel dan Iran itu.
Terlebih lagi, Indonesia juga termasuk sahabat Iran.
"Presiden Prabowo merupakan presiden yang aktif di bidang politik luar negeri. Setiap bulan kami menyaksikan beliau berkunjung ke luar negeri atau menerima tamu dari luar negeri untuk memenuhi kepentingan nasional dari Indonesia," katanya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (20/6/2025).
"Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan sahabat kami," sambungnya.
''Indonesia bisa melakukan banyak hal di dunia karena punya potensi besar di lembaga internasional seperti PBB, OKI, G8. Saya rasa Indonesia mampu menghentikan perang ini," ujarnya.
Mengenai perang yang terjadi di Israel dan Iran ini, Boroujerdi mengatakan bahwa perdamaian bisa tercapai jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terbunuh.
Pernyataan itu dilontarkan oleh Boroujerdi saat menanggapi perkataan Netanyahu yang menyebutkan bahwa terbunuhnya Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dapat mengakhiri perang Iran-Israel.
“Mungkin sebaliknya, (perang) ini akan berakhir jika Benjamin Netanyahu terbunuh,” kata Boroujerdi saat konferensi pers di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/06/2025).
Boroujerdi menekankan, Netanyahu adalah pihak yang memulai perang sehingga perang dapat dihentikan jika pihak yang menjadi pemicunya disingkirkan.
“Ayatollah Khamenei bukan pihak yang memulai perang, Benjamin Netanyahu adalah pihak yang memulai perang."
"Jika ingin menghentikan perang kita harus meniadakan pihak yang memulai perang, yaitu Benjamin Netanyahu,” tegasnya.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
berita viral
perang Iran-Israel
Donald Trump
Amerika Serikat
SURYA.co.id
Amerika serang Iran
konflik Israel-Iran
surabaya.tribunnews.com
Perang Iran dan Israel Ternyata Bisa Pecah Lagi, Presiden Masoud Pezeshkian Siap Segala Kemungkinan |
![]() |
---|
Usai Reda Perang Rudal dengan Iran, Israel Kini Panik 'Digoyang' Serangan Siber, Data Ini Bocor |
![]() |
---|
Perang Iran dan Israel Mereda, AS Kini Mau Cawe-cawe di Konflik Rusia-Ukraina: Kirim Banyak Senjata |
![]() |
---|
Berani Serang Israel Pakai Rudal di Tengah Perang dengan Iran, Inilah Profil Houthi di Yaman |
![]() |
---|
Belum Kelar Perang dengan Iran, Israel Malah Kena Serangan Rudal Houthi, Balas Dendam Perang Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.