Program Pembinaan Kemandirian Lapas Kediri Berhasil Panen Perdana Kangkung 400 Kilogram

Unit SAE Lakuli Lapas Kediri berhasil melakukan panen perdana tanaman kangkung dengan hasil mencapai 400 kilogram.

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: irwan sy
Lapas Kediri
PANEN KANGKUNG - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kediri saat melakukan panen kangkung hasil program pembinaan kemandirian. Hasil panen kali ini mencapai 400 kilogram. 

SURYA.co.id, KEDIRI - Unit SAE Lakuli Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri berhasil melakukan panen perdana tanaman kangkung dengan hasil mencapai 400 kilogram.

Panen ini menjadi langkah awal dari optimalisasi lahan pertanian yang tersedia di lingkungan Lapas.

Sekitar 20 persen dari total lahan seluas 1.600 meter persegi telah dimanfaatkan untuk penanaman kangkung, dan hasil awal ini menjadi indikator keberhasilan metode pertanian yang diterapkan.

Ada empat orang Warga Binaan dilibatkan secara langsung dalam proses penanaman, perawatan hingga panen.

Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan di bawah pengawasan ketat petugas Bimbingan Kerja (Bimker), sebagai bagian dari pembinaan keterampilan praktis di bidang pertanian.

"Hasil panen ini kami manfaatkan untuk mendukung kebutuhan pangan di dalam Lapas dan sebagian juga disalurkan ke pihak ketiga yang menjadi penyedia bahan makanan bagi Warga Binaan," kata Kasubsi Bimlohasker Lapas Kediri, Sumarji, Jumat (13/6/2025).

Menurutnya, keberhasilan panen ini memperkuat sistem mandiri pemenuhan logistik di dalam Lapas.

Tidak hanya untuk konsumsi internal, hasil panen kangkung juga dijual kepada masyarakat umum.

Hal ini sebagai bentuk keterbukaan dan upaya mempererat hubungan sosial antara Lapas dengan masyarakat sekitar.

"Kami membuka kesempatan bagi warga sekitar untuk membeli langsung. Ini bukan sekadar hasil pertanian, tapi juga bentuk komunikasi sosial yang positif," tambah Sumarji.

Kalapas Kediri, Solichin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari 13 program akselerasi yang dicanangkan oleh Menteri Hukum dan HAM, khususnya dalam bidang pemasyarakatan.

Salah satu poin penting dari program tersebut adalah penguatan ketahanan pangan di lingkungan Lapas.

"Ini bagian dari tanggung jawab kami untuk menjadikan Lapas sebagai tempat pembinaan yang produktif. Tidak hanya membekali keterampilan, tapi juga memberi kontribusi terhadap kemandirian pangan," terang Solichin.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan nilai tambah baik secara ekonomi maupun psikologis bagi para Warga Binaan.

Melalui kerja nyata seperti ini, mereka didorong untuk tetap aktif dan produktif selama menjalani masa pidana.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved