Ironi Puncak Megasari Bondowoso, Dulu Spot Eksotik Event Internasional Kini Telantar dan Bersampah

Ia mengaku sangat sedih melihat fasilitas dan tempat yang dulunya menjadi spot eksotis justru sekarang sudah tidak terawat.

|
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
TIDAK TERURUS - Seorang wisatawan berfoto di puncak Megasari pada 2021 lalu dengan background pemandangan jejeran pegunungan bekas letusan Ijen Purba. Kanan : Tangkapan layar video kondisi terkini Puncak Megasari yang fasilitasnya rusak, Sabtu (7/6/2025). 

SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Siapa pun yang pernah berwisata ke Puncak Megasari di dataran tinggi Pegunungan Ijen Bondowoso, pasti terkenang keindahan pegunungan purba yang indah itu. Di sana, wisatawan bisa mengabadikan sunset, gugusan awan serta view mengesankan.

Apalagi di sana kerap menjadi spot favorit pecinta olahraga kedirgantaraan seperti paralayang dan gantole bahkan sering menjadi venue event nasional dan internasional. Benar-benar perpaduan olahraga dan wisata (sportourism) ideal.

Sekarang ingin ke sana? Tunggu dulu, belum lama ini beredar video kondisi terkini objek wisata Puncak Megasari, yang malah terlihat tidak terawat.

Dalam video itu, terlihat gazebo yang tak jauh dari spot paralayang sudah rusak baik di bagian atap dan lantai tempat duduknya.  Di sekitarnya tampak sampah berserakan, rumput-rumput ilalang tumbuh tinggi liar bahkan juga menutupi area yang dulunya dipaving.

Sebagai informasi, Puncak Megasari atau dikenal dinding Kaldera Ijen dulunya merupakan tempat lokasi take-off paralayang dan gantole dengan ketinggian 1598 mdpl.

Banyak masyarakat datang ke sana untuk berkemah atau sekadar menikmati pemandangan menakjubkan jejeran pegunungan bekas letusan Ijen Purba.

Jajaran pegunungan purba itu adalah Gunung Rante, Gunung Ijen, Gunung Widodaren, Gunung Blawu, Gunung Papak, dan Gunung Ringih.

Sejak tahun 2016, Pemkab Bondowoso kerap memanfaatkan Puncak Megasari sebagai venue acara nasional hingga internasional. 

Termasuk olahraga kedirgantaraan, sebut saja Ijen Fun Fly, Paragliding Trip Of Indonesia  yang mendatangkan banyak atlet dirgantara dari berbagai wilayah Indonesia hingga mancanegara.

Kemudian pernah menjadi lokasi Ijen Geopark Run Exhbition (2021) dan Ijen Trail Running yang pernah diikuti oleh 22 negara.

Kondisi yang sekarang kontras itu disampaikan Saim, warga Bondowoso yang datang bersama istrinya ke Puncak Megasari, Sabtu (7/6/2025) kemarin. 

Ia berencana akan berkemah di sana, namun terkejut dan terpaksa putar balik karena Puncak Megasari sudah tidak seperti dulu, malah berubah terkesan seram sekali.

Saim mengungkapkan, banyak sampah, rumput ilalang tinggi, dan fasilitas rusak. "Paving di sana masih ada tetapi sudah tertutup rumput dan sampah," jelasnya, Minggu (8/6/2025).

Ia mengaku sangat sedih melihat fasilitas dan tempat yang dulunya menjadi spot eksotis justru sekarang sudah tidak terawat.

Jalan menuju ke lokasi, kata Saim, juga sudah rusak. Hanya tersisa sedikit jalan yang dirabat. "Kemarin niat mau liburan berdua pertama kali ke Megasari karena penasaran, eh kok banyak bangunan terbengkalai," ujarnya.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved