Berita Viral

Cita-cita Mulia Argo Ericko Mahasiswa UGM yang Tewas Ditabrak BMW, Perjuangannya Totalitas

Terungkap cita-cita mulia Argo Ericko Achfandi (19), mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yang meninggal dunia akibat ditabrak BMW

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Tribun Jogja/Instagram/Kompas.com Baharudin Al Farisi
MAHASISWA DITABRAK BMW - (kiri) Christiano Tarigan, pengemudi BMW yang tabrak Argo Ericko Achfandi (kanan) Ibunda Argo (19), Meiliana (48), ditemui di rumah duka di Kalibaru, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2025) 

Sosok panutan keluarga

Adik Argo, Keefa Satria Achfandi (17), mengaku mengidolakan kakaknya sebagai panutan dan pembawa nama baik keluarga.

“Dia itu dikenal hebat oleh semua orang, dan juga atas prestasi-prestasi dia, dan juga kebaikan dia, juga perjuangan dia, dari semua tanggungan dan harapan orang-orang terdekat terhadap dia,” kata Keefa.

Keefa mengaku sulit percaya ketika pertama kali mendengar kabar duka tersebut.

“Jujur, kalau saya pertama kali mendengar kabar kalau abang saya sudah enggak ada, itu saya benar-benar enggak percaya ya,” ungkapnya.

Kesedihan Meilina

Baca juga: Tabiat Argo Ericko Mahasiswa UGM yang Tewas Ditabrak BMW Christiano Tarigan, Impian Ibu Hancur

Diketahui, Argo Ericko meninggal dunia setelah ditabrak oleh mobil BMW di Jalan Palagan Tentara Pelajar Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Sabtu (24/5/2025) dini hari. 

Mobil BMW itu dikemudikan Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21), yang juga mahasiswa UGM, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).

Kepergian Argo Ericko menyimpan duka mendalam bagi banyak pihak, khususnya sang ibu, Melina, yang menjadi orang tua tunggal.  

Foto  Argo Ericko Achfandi (19) Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak Mobil BMW
Foto Argo Ericko Achfandi (19) Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak Mobil BMW (Tangkap layar akun X (Twitter))

“Titipan-Nya sudah diambil. Saya sudah kembalikan di 19 tahun ini,” tuturnya dengan suara bergetar.

Sejak suaminya meninggal, Melina harus membesarkan Argo seorang diri, dan kehilangan ini terasa lebih berat bagi seorang ibu.

“Iya, sabar saya tahu, tapi ini lebih berat. Ini darah daging saya,” imbuhnya.

Air mata Melina terus menetes ketika mengenang perjuangan bersama Argo. 

“Anak pertama saya ini sebelas tahun hidup tanpa figur ayah. Sayalah yang mendidik dia,” ungkapnya dengan penuh ketulusan.

Dalam setiap kata yang diucapkannya, terdapat rasa bangga dan kesedihan yang mengalir dalam satu irama.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved