Diskon Listrik

Terlanjur Diskon Listrik 50 Persen Akan Digelar Lagi Juni 2025, Emak-emak Ini Malah Kapok: Di-prank

Terlanjur diskon listrik 50 persen akan digelar lagi pada bulan Juni 2025 mendatang, ternyata ada emak-emak malah mengeluh. Taku kena PHP lagi.

|
Dok PLN
DISKON LISTRIK - Ilustrasi pelanggan rumah tangga prabayar sedang melakukan pengisian token listrik di rumahnya. Kapan Tanggal Terakhir Diskon Listrik 50 Persen? 

SURYA.co.id - Terlanjur diskon listrik 50 persen akan digelar lagi pada bulan Juni 2025 mendatang, ternyata ada emak-emak malah kapok.

Berkaca dari diskon listrik sebelumnya, emak-emak tersebut mengaku takut di-prank lagi.

Diketahui, Pemerintah resmi mengumumkan program diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang akan mulai berlaku pada 5 Juni hingga 31 Juli 2025.

Program ini ditujukan untuk meringankan beban masyarakat, khususnya rumah tangga dengan daya listrik hingga 1.300 VA.

Namun, tidak semua warga menyambut kebijakan ini dengan antusias.

Baca juga: 2 Golongan yang Dipastikan Tak Dapat Diskon Listrik 50 Persen Juni 2025, Segera Cek Kriterianya

Banyak yang merasa kebutuhan pokok sehari-hari jauh lebih mendesak dibandingkan penghematan listrik bulanan.

Ibu rumah tangga asal Jakarta, Dini (43), menyampaikan keprihatinannya.

Baginya, diskon bahan pokok jauh lebih dibutuhkan daripada diskon listrik.

“Kalau saya sih ya, jujur aja lebih milih diskon bahan pokok daripada diskon listrik. Soalnya kebutuhan makan itu enggak bisa ditunda.

Kita belanja terus tiap hari, beras, minyak, telur, sayur itu udah pasti wajib ada di dapur,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (29/5/2025), melansir dari Kompas.com.

Menurut Dini, meski listrik merupakan kebutuhan penting, pembayarannya hanya dilakukan sebulan sekali.

Sementara kebutuhan dapur, yang menyerap sebagian besar penghasilan keluarga menengah ke bawah, harus dipenuhi setiap hari.

“Pengeluaran buat makan itu bisa sampai 50–60 persen dari penghasilan, apalagi buat keluarga menengah ke bawah. Jadi dampaknya jauh lebih besar kalau bahan pokok yang dibantu,” jelasnya.

Dini pun mengingat pengalaman diskon listrik sebelumnya yang tak sesuai harapan.

Setelah diskon pada Januari dan Februari 2025, tarif listrik di rumahnya justru melonjak pada April 2025.

“Kita kayak dikasih senyum di depan, eh ditarik lagi di belakang. Jadi kayak di-PHP. Jangan sampai kejadian kayak gitu terulang.

Kita rakyat kecil jangan mau 'di-prank' lagi,” ungkap Dini.

Dini mengatakan, bantuan pemerintah seharusnya fokus pada kebutuhan dasar rakyat.

“Kalau pemerintah serius mau bantu rakyat, ya tolong fokus ke hal yang paling dasar dulu, bahan pokok. Karena isi perut itu enggak bisa nunggu. Anak-anak juga butuh makan tiap hari, bukan tiap bulan,” tambah Dini.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah mengumumkan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama bulan Juni dan Juli 2025, insentif ini menyasar sekitar 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA sebagai bagian dari program stimulus ekonomi nasional.

Itu artinya, penermianya adalah rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA.

“Stimulus ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Jadi momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program.

Nah, ini beberapa program yang disiapkan tentunya untuk mendorong pertumbuhan melalui apa yang bisa ditingkatkan melalui konsumsi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat koordinasi, dikutip di Jakarta, Sabtu, melansir dari ANTARA.

DISKON LISTRIK 2025 - Ilustrasi meteran listrik. Kapan Diskon Listrik 50 Persen Ada Lagi? Simak Bocoran dari PLN.
DISKON LISTRIK 2025 - Ilustrasi meteran listrik. Kapan Diskon Listrik 50 Persen Ada Lagi? Simak Bocoran dari PLN. (Kompas.com)

Selain diskon tarif listrik, Pemerintah juga menyiapkan lima stimulus lain, yakni pertama diskon transportasi umum yang mencakup diskon tiket kereta api, diskon tiket pesawat, serta diskon tarif angkutan laut selama masa libur sekolah.

Kedua, Pemerintah akan memberikan potongan tarif tol dengan target sekitar 110 juta pengendara dan berlaku pada Juni-Juli 2025.

Ketiga, Pemerintah juga menambah alokasi bantuan sosial berupa kartu sembako dan bantuan pangan dengan target 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk bulan Juni-Juli 2025.

Keempat, penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta atau UMP, serta guru honorer.

Kemudian stimulus kelima, Pemerintah bakal memperpanjang program diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi pekerja di sektor padat karya.

Sejumlah stimulus tersebut tengah difinalisasi dan direncanakan akan diluncurkan pada 5 Juni. Airlangga berharap insentif yang diberikan akan mampu mendongkrak konsumsi masyarakat.

Pemerintah juga mengajak Pemerintah Daerah (Pemda) untuk berperan aktif menciptakan kegiatan pariwisata dan hiburan lokal guna mendorong pergerakan masyarakat dalam negeri selama masa liburan sekolah sehingga diharapkan dapat terus menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional.

Di akhir rapat, Airlangga menegaskan pentingnya sinergi lintas kementerian dan lembaga agar seluruh program stimulus bisa terealisasi tepat waktu dan memberikan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved