Berita Viral

Terima Banyak Kritik, Dedi Mulyadi Tetap Akan Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer Gelombang 2

Terima Banyak Kritik, Dedi Mulyadi Tetap Akan Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer Gelombang 2 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase tangkap layar Kang Dedi Mulyadi Channel
Foto Gubenur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mengunjungi siswa di barak militer. 

Apalagi, pelajar yang dikirim ke barak militer tidak melalui asesmen dari psikolog profesional. 

Berdasarkan temuan KPAI, pemilihan peserta program hanya berdasarkan rekomendasi guru bimbingan konseling (BK). 

Temuan lain, metode pembelajaran di barak militer tidak seragam, pencampuran jenjang dan kelas dalam proses belajar, serta kegiatan fisik berlebihan. 

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) juga menganggap program yang digagas Dedi Mulyadi itu tidak memiliki dasar psikologis yang jelas serta berpotensi melanggar hak anak. 

Mereka menilai pendidikan militer bukan satu-satunya cara membina siswa. 

FSGI pun mendesak Mendikdasmen Abdul Mu’ti segera menghentikan program pengiriman siswa bermasalah ke barak militer di Jawa Barat.

Meski mendapat banyak penolakan, Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, tetap akan melanjutkan program ini. 

Baginya, program pendidikan karakter telah membuat peserta didik menjadi lebih patuh dan nasionalis. 

Ia juga mengklaim, program yang telah diluncurkan sejak awal Mei itu efektif menekan angka kenakalan remaja. 

Ia mencontohkan para pelajar yang rampung menjalani pendidikan militer di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. 

Menurutnya momen pertemuan antara pelajar dan orangtua yang penuh isak tangis telah menjadi bukti keberhasilan program. 

"Siapa sih yang tidak terharu, orangtua bertemu anaknya saat anaknya sudah berubah," ujar KDM, dikutip dari Kompas.com. 

Meski demikian, KDM juga tidak menolak untuk melakukan sejumlah evaluasi karena diakui masih belum sempurna. 

Ia mengungkapkan permohonan maaf terkait pelaksanaan program pendidikan karakter yang dianggapnya masih banyak kekurangan. 

"Awal tidak pernah ada sempurna, pasti ada kurangnya," ujar Dedi Mulyadi

Kendati demikian, ia tetap optimis kekurangan tersebut masih bisa terus diperbaiki dan tak menutup kemungkinan nantinya bisa disempurnakan. 

"Tidak ada kesempurnaan dalam sebuah kegiatan, tetapi kesempurnaan hanya akan lahir dengan kita mau bekerja dan terus mau memperbaiki diri," tambah Dedi Mulyadi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved