Berita Viral

Sosok Aries Agung Paewai, Kadindik Jatim yang Wanti-wanti Kepsek Nekat Gelar Wisuda SMA/SMK di Jatim

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, tak segan-segan mencopot kepala sekolah SMA/SMK di Jawa Timur, yang nekat menggelar study tour dan

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID/Fatimatuz Zahro
LARANGAN WISUDA - Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, yang tegas akan mencopot kepala sekolah (kepsek) nekat gelar wisuda SMA/SMK 

"Namun, kalau sekolah swasta melaksanakan (wisuda) itu kewenangan mereka (pengelola), karena swasta," tuturnya.

Dia menegaskan pelaksanaan kegiatan tur studi tetap bisa dilaksanakan.

Asalkan tidak menyalahi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

"Saya tidak melarang tur studi selama itu memenuhi standar operasional prosedur (SOP)," katanya.

Pelaksanaan tur studi yang merupakan kegiatan belajar di luar kelas tetap diizinkan karena bertujuan memberikan edukasi lebih kepada setiap pelajar.

Pemilihan lokasi juga harus memprioritaskan pada dampak bagi peningkatan pengetahuan siswa suatu sekolah.

"Bisa ke perguruan tinggi dan lain-lain yang mungkin anaknya punya permintaan untuk melanjutkan pendidikan," ucap dia.

Bukan hanya di Jatim, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga melarang acara perpisahan sekolah yang mewah dan larangan study tour.

Baca juga: Dindik Jatim Larang Wisuda Jenjang SMA/SMK Negeri di Jatim, Beri Sanksi Sekolah Yang Melanggar

Cak Eri-sapaan akrabnya, pun melarang sekolah untuk menarik pungutan demi menunjang kegiatan tersebut.

"Kalau di sekolah negeri sudah saya, istilahnya "haramkan", untuk wisuda. Saya sudah tidak perbolehkan lagi ada wisuda di SD dan SMP negeri ketika dia itu meminta biaya kepada muridnya," kata Cak Eri di Surabaya.

Kebijakan tersebut telah berlaku sejak 2015 lalu. "Sudah sejak lama Pemkot Surabaya melarang SD dan SMP Negeri menggelar acara wisuda maupun wisata."

"Kita ingin mengajak kepala sekolah, guru, dan orang tua untuk peduli dengan orang-orang di sekelilingnya."

"Tidak semua anak mampu secara ekonomi untuk ikut merayakan kelulusan dengan wisuda," kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Apalagi, kegiatan ini menimbulkan pungutan kepada orang tua yang cenderung memberatkan. Apabila siswa yang tak ikut dalam kegiatan akan kecil hati.

"Kita bukan melarang kegembiraan, tapi agar tidak ada siswa yang kecewa karena keterbatasan biaya."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved