35.000 Anak Bangkalan Putus Sekolah, Disdik Tegaskan Akan Cocokkan Data Siswa dan Data Kependudukan

Bukan semata di kalangan keluarga besar SMPN 1 melainkan juga masyarakat Bangkalan secara umum.  

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
ANGKA PUTUS SEKOLAH - Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far (tengah) didampingi Kadisdik Bangkalan, Moh Yakub (kanan) menggelorakan sosialisasi pentingya pendidikan bagi anak hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) 2024 menyebutkan, sebanyak 35 ribu anak di Bangkalan mengalami putus sekolah. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Jumlah anak putus sekolah di Jatim masih cukup tinggi, salah satunya yang terdeteksi di Kabupaten Bangkalan ada sekitar 35.000 anak.

Itu merupakan jumlah yang didapatkan dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) 2024 dan disampaikan Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Sentra IKM akses Suramadu sisi Madura, 2 Mei 2025 lalu.

Data putus sekolah itu tentu menjadi pekerjaan rumah semua pihak dan dinas terkait. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bangkalan, Moh Yakub mengungkapkan, jumlah anak putus sekolah itu berasal dari semua jenjang pendidikan mulai SD hingga SMA. 

Termasuk lembaga pendidikan dalam lingkup Kementerian Agama, seperti MI, MTs, maupun MA. Tetapi Disdik tidak menerima begitu saja data itu, karena itu pihaknya masih akan melakukan sinkronisasi dengan Dinas Kependudukan.

“Akan kami sinkronkan jumlah siswa (putus sekolah) dengan data di Dinas Kependudukan. Karena ada beberapa lembaga dimungkinkan kurang valid tentang jumlah siswanya dengan data kependudukan,” ungkap Moh Yakub kepada SURYA, Senin (12/5/2025).  

Penyesuaian jumlah siswa dengan data dari Dinas Kependudukan itu menjadi langkah pertama Disdik dalam upaya menekan jumlah anak putus sekolah.

Langkah itu dibarengi dengan melakukan kajian secara menyeluruh untuk mengetahui faktor utama penyebab anak putus sekolah

“Beberapa yang kami analisasi di beberapa desa terdekat, ada residu atau ketidakcocokan antara data siswa dan data di kependudukan,” tegas Yakub.

Selain itu, lanjut Yakub, pihaknya bersama semua satuan pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMP yang berada di bawah naungan Disdik Bangkalan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak.

“Kedua, langkah kami memperbaiki pelayanan pendidikan di setiap jenjang mulai dari SD, SMP di bawah naungan kami. Ada juga beasiswa bagi siswa berprestasi untuk mendorong anak tetap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga menekan angka putus sekolah,” pungkas Yakub.

Sebelumnya Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far menyampaikan bahwa pendeteksian faktor penyebab utama hingga anak putus sekolah memang menjadi perhatian pemkab menjelang kelulusan.  

“Memang sekarang kan masih efisiensi anggaran, salah satu program prioritas kami kan ada beasiswa bagi warga tidak mampu dan bagi siswa yang berprestasi. Persentasenya saya kurang paham, tetapi kalau jumlahnya sekitar 35.000,” kata Fauzan.

Kepala SMPN 1 Bangkalan, Hermanto mengungkapkan, pihaknya dari awal telah melakukan kiat-kiat khusus supaya siswa lebih bersemangat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Bukan semata di kalangan keluarga besar SMPN 1 melainkan juga masyarakat Bangkalan secara umum.  

“Kami berkoordinasi dengan wali murid bahwa pendidikan itu tidak hanya sebatas di SMP tetapi mencari ilmu itu terus sampai akhir hayat,” ungkap Hermanto.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved