Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang dikenal sebagai “Bunga Desa Banyuwangi” berkisah melalui Podcast yang tayang di kanal YouTube Tribunnews.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Cak Sur
Gandrung ini adalah tarian khas Banyuwangi. Sebenarnya adalah tarian selamat datang. Tapi karena kami bentuk event tahunan, maka event Gandrung Sewu ini setiap tahun kami buat tema.
Tahun lalu 2024, temanya adalah Semebyar Nusantara. Jadi kami membangun kebersamaan untuk membangun Banyuwangi.
SURYA: Di Banyuwangi kan banyak hotel. Bu Ipuk pernah enggak akhir-akhir ini mendengar keluhan dari pihak hotel karena efisiensi?
Bupati Ipuk: Memang ketika di awal Ramadan kemarin, banyak hotel mengeluhkan sepi.
Tetapi alhamdulillah ketika cuti bersama hari raya, ternyata okupansi hotel kami penuh. Sangat oke. Dan memang ini memang harus berbagai. Ada masanya sepi, ada masanya ramai.
Tapi insya Allah kalau di weekend masih cukup bagus ya hotel-hotel.
SURYA: Apakah benar Kabupaten Banyuwangi ini termasuk wilayah yang penurunan angka kemiskinannya tinggi?
Bupati Ipuk: Ya, cukup signifikan. Kalau dibilang tinggi, juga tidak. Tapi sangat signifikan.
Iya. Jadi dari 7,54 persen dan menurun menjadi 6,43 persen. Jadi menurun 0,8 persen kemiskinan kami pada 2024.
SURYA: Kiat suksesnya apa itu?
Bupati Ipuk: Kami sangat konsen terhadap kemiskinan. Kami membuat kebijakan-kebijakan untuk memutus mata rantai Kemiskinan. Misalnya melalui program pendidikan, Kesehatan. Ada beasiswa bagi anak tidak mampu, sehingga akhirnya mereka bisa kuliah dan mereka bisa mengentaskan keluarganya dari kemiskinan.
Lalu juga ada bantuan alat usaha, dan juga bantuan-bantuan lainnya. Kami juga membuat sebuah program yang namanya kami sebut ASN Berbagi dan dikembangkan lagi menjadi Banyuwangi Berbagi.
Apa Banyuwangi berbagi itu? Jadi kami mengimbau kepada seluruh ASN Banyuwangi untuk menyisihkan sedekahnya untuk dibelikan sembako. Nanti itu diserahkan kepada masyarakat miskin.
Jadi kami sudah punya datanya penerimanya, tinggal penyalurannya sesuai dengan data itu.
SURYA: Ini adalah periode Ibu Ipuk yang kedua nih. Sebelumnya Banyuwangi dipimpin dua periode oleh Pak Anas yang kebetulan suami. Pak Anas apakah itu membantu Ibu dalam membangun Banyuwangi?
Bupati Ipuk: Kalau bisa dibilang, Pak Anas ini adalah mentor saya. Jadi bukan hanya sekadar suami, tapi mentor. Beliaulah yang selalu memberikan semangat, motivasi kepada saya. Bahwa menjadi bupati itu adalah pengabdian kehormatan. Karena di antara calon bupati, kami masih diberikan kesempatan untuk terpilih kembali menjadi bupati.
Jadi beliau selalu mengingatkan untuk memanfaatkan semuanya untuk lebih bisa bermanfaat.
SURYA: Jadi bukan hanya suami, tapi sekaligus mentor?
Bupati Ipuk: Ya, sekaligus beliau juga suka memberikan masukan, memberikan kritik. Dari apa dari kegiatan yang saya lakukan. Jadi inilah partner saya.
SURYA: Biasanya masyarakat sering menyampaikan kritik lewat sosial media. Ibu sering ngikuti kritik-kritik masyarakat itu?
Bupati Ipuk: Sering, pastilah itu.
SURYA: Pernah enggak Ibu tersinggung sama kritik-kritik di sosial media itu?
Bupati Ipuk: Di satu sisi, kami merasa ada yang namanya manusiawi. Tapi saya tidak boleh terbawa emosi. Jadi setiap kritikan yang masuk melalui medsos, saya ambil positifnya. Ini sekaligus kami menjadikan informan. Kadang-kadang ada yang ngritik tentang jalan rusak, ada yang mengkritik tentang masyarakat miskin yang belum tertangani. Informasi dari netizen ini saya jadikan sebuah masukan dan saya tindak lanjuti.
Ketika netizen memposting ada seorang warga sebatangkara yang belum mendapatkan bantuan, yang sakit dan sebagainya, ini saya jadikan motivasi untuk menindaklanjuti.
SURYA: Satu di antara tugas kepala daerah yang terberat adalah mencegah dirinya atau krunya untuk tidak berurusan dengan lembaga yang namanya KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Ibu gimana sih caranya supaya selamat?
Bupati Ipuk: Bupati juga punya kelemahan. Tidak bisa 100 persen mengawasi semua aktivitas ASN yang ada di Banyuwangi.
Tetapi kita bisa membuat kebijakan agar teman-teman kami para ASN ini tidak terjerumus ke cara-cara itu.
Jadi kami buat kebijakan, contohnya transparansi digitalisasi. Ini menjadi cara kami untuk mencegah. Jadi semuanya berbasis digital, semuanya harus transparan. sehingga teman-teman sangat sedikit, bahkan mungkin tidak ada melakukan cara-cara yang salah.
Bahkan sampai ke perekrutan PPPK, kami sudah menggunakan CAT yang sangat transparan. Tidak boleh ada titipan-titipan. Begitu juga proyek-proyek dan sebagainya.
SURYA: Ada satu fenomena yang banyak dialami oleh berbagai kepala daerah. Yaitu bagaimana supaya masyarakat tidak takut memberikan informasi, tidak takut ngomong, tidak takut menyampaikan apa yang dialamnya. Apakah Ibu juga selama ini membuka semacam aduan untuk ini?
Bupati Ipuk: Saya rasa medsos saya sangat terbuka. Siapa saja bisa menyampaikan, mau kritikan, mau masukan, mau informasi apapun, semuanya menjadi perhatian kami.
Jadi saya sangat berterima kasih, bahkan kepada pihak-pihak yang turut membantu saya memberikan informasi, memberikan kritik. Dan saya tidak antikritik. Saya bahkan sangat sangat berterima kasih kalau ada yang mengkritik saya atau memberikan informasi ke saya.
SURYA: Di Banyuwangi itu perguruan tinggi berkelas mulai masuk mendirikan cabang. Ada Unair yang membuka Fakultas Kedokteran, lalu juga ada ISI Surakarta yang memilih Banyuwangi. Ibu dorong mereka untuk membangun kampus di Banyuwangi?
Bupati Ipuk: Jadi awalnya kami melakukan kerja sama dengan kampus-kampus. Kebetulan kami ada program Banyuwangi Cerdas. Itu adalah beasiswa yang kami berikan kepada anak-anak hebat Banyuwangi yang berprestasi, yang ingin kuliah.
Nah, kami bekerja sama dengan beberapa kampus, salah satunya adalah Unair dan juga ISI Solo. Nah, waktu berjalan, ternyata Unair berkeinginan juga membuka kelas di Banyuwangi. Alhamdulillah sampai sekarang mendirikan kampus, FIKIA untuk kedokteran dan ilmu kesehatan. Begitu juga dengan ISI Solo. Kami juga kita bekerja sama dengan ISI Solo untuk memfasilitasi anak-anak Banyuwangi yang ingin kuliah di ISI Solo.
Nah, alhamdulillah karena memang banyak sekali anak Banyuwangi yang ternyata kuliah di sana, ada keinginan dari ISI Solo untuk membuka kelas di Banyuwangi. Dan juga melihat potensi budaya Banyuwangi yang luar biasa banyak, menarik, bervariasi, dan Sejarah.
Ini meningkatkan keinginan dari ISI Solo untuk membuka kelas ke Banyuwangi agar lebih dekat bagi anak-anak dan juga bisa mengampu wilayah sekitar, baik itu Jember itu Bondowoso dan Bondowoso. Bahkan juga dari Bali.
SURYA: Sebagai penutup, kami persilakan Ibu untuk ngajak orang-orang untuk datang ke Banyuwangi, untuk membuktikan bahwa Banyuwangi betul-betul jos.
Bupati Ipuk: Teman-teman Tribun Network di mana pun berada. Saya ingin mengajak teman-teman semuanya untuk datang ke Banyuwangi. Karena Banyuwangi punya alam yang indah, punya laut, punya gunung.
Kami juga punya lahan persawahan yang luas. Termasuk taman nasional, kami punya perkebunan yang itu adalah daya tarik wisata.
Kami mengajak kepada teman-teman semuanya untuk datang ke Banyuwangi.
Kami juga punya budaya yang menarik, budaya yang bervariasi, dan budaya yang indah.
Kami ingin mengajak teman-teman semuanya untuk datang ke Banyuwangi. Tidak hanya untuk berwisata, tetapi mungkin juga ada yang ingin berinvestasi. Kami ajak teman-teman untuk datang ke Banyuwangi.
Sekali Anda ke Banyuwangi, pasti Anda ingin Kembali.
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Marhaen Djumadi, Kerja Sat-Set Songsong Nganjuk Melesat di Segala Sektor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.