Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang dikenal sebagai “Bunga Desa Banyuwangi” berkisah melalui Podcast yang tayang di kanal YouTube Tribunnews.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Cak Sur
Sehingga merusak lingkungan sana. Tapi karena ada pariwisata tumbuh di Banyuwangi, muncullah kepedulian dari anak-anak muda di Bangsring. Mereka membuat komunitas, mereka membuat Pokdarwis. Lalu mereka melakukan konservasi terumbu karang.
Kalau dulu mereka mencari ikan dengan mengebom, sekarang mereka memberi roti untuk bisa menghasilkan ikan yang banyak.
Di sana atraksinya ada memberi makan ikan, ada snorkling, ada diving dan juga ada menanam terumpang karang.
SURYA: Sejak Januari lalu, pemerintah mengeluarkan Inpres nomor 1 tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran. Lalu kemudian muncul fenomena daya beli masyarakat turun. Padahal Kabupaten Banyuwangi ini satu di antara unggulannya adalah di bidang pariwisata. Terganggu enggak?
Bupati Ipuk: Pasti sedikit banyak terganggu, karena ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk mengurangi belanja perjalanan dinas.
Jadi ini sangat berpengaruh dengan menurunnya kunjungan teman-teman dari kabupaten kota lain yang ingin belajar kepada Banyuwangi.
Tetapi di satu sisi ini menjadi peluang bagi kami menciptakan cara-cara baru.
Cara-cara baru agar pariwisata kami tetap tumbuh, agar masyarakat tetap bisa menerima manfaat ya.
Jadi kami melakukan pola-pola yang sedikit berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Walaupun masih ada Pemerintah daerah yang berkunjung ke Banyuwangi, tapi tidak banyak.
Tapi kami tetap menyelenggarakan Banyuwangi Festival di tengah efisiensi. Tapi bedanya, sebelum efisiensi kami melaksanakan Banyuwangi Festival hingga 100 event.
Tapi sekarang kami kurasi, kami lebih memilih event yang memang berdampak langsung kepada masyarakat.
SURYA: Event yang berdampak langsung itu apa contohnya?
Bupati Ipuk: Misalkan Banyuwangi Etno Carnival (BEC). Itu adalah salah satu event di mana anak-anak menampilkan kostum dalam bentuk karnival bertema lokalitas.
Tetapi bukan hanya itu. Di setiap ajang BEC, kami berikan kebijakan PKL (pedagang kaki lima) tidak kami batasi. Jadi BEC adalah hari rayanya PKL.
Selanjutnya adalah gandrung Sewu. Menari gandrung di pinggir pantai dan jumlahnya lebih dari 1.000 anak. Yang menarik dari Gandung Sewu adalah pesertanya semua anak-anak Banyuwangi.
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Marhaen Djumadi, Kerja Sat-Set Songsong Nganjuk Melesat di Segala Sektor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.