PAD Tulungagung Sudah 23 Persen di Triwulan 1, Terberat Mengejar Pemasukan Dari Sektor Parkir

Sektor pakir juga tidak memenuhi target di tahun 2024, karena hanya mendapat Rp 831 juta arau  50 persen dari target.

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/David Yohanes (David Yohanes)
PENCAPAIAN PAD - Kabid Penagihan dan Pembukuan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Tulungagung, Dwi Teguh Prasetya memberi keterangan capaian PAD di Triwulan pertama 2025. Saat ini dari target PAD sebesar Rp 776,3 miliar telah terealisasi 23 persen. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tulungagung di 3 bulan pertama 2025 mencapai 23 persen, dari target Rp 776,3 miliar.  Capaian ini termasuk sudah tinggi dari target capaian di triwulan 1 di angka 15 persen. 

Hal ini disampaikan Kabid Penagihan dan Pembukuan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Tulungagung, Dwi Teguh Prasetya.

"Memang aturannya bukan setiap triwulan 25 persen. Tetapi triwulan pertama 15 persen, triwulan kedua 40 persen, triwulan ketiga 75 persen dan triwulan keempat 100 persen," jelas Teguh, Jumat (2/5/2025).

Realisasi terbesar adalah dari retribusi daerah sebesar 25,22 persen atau Rp 117,6 miliar, dari target  Rp 446,452 miliar. Dalam retribusi ini termasuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dulu terpisah. 

Disusul pajak daerah 19,78 persen atau Rp 58,9 miliar dari target Rp 297,952 miliar. "Termasuk Opsen kendaraan bermotor masuk ke dalam pajak daerah," sambung Teguh.

Sementara pemasukan lain-lain sebesar Rp 2,33 miliar, atau setara 50,07 persen dari target.  Untuk memaksimalkan PAD di luar Pajak Kendaraan Bermotor, Bapenda akan mengoptimalkan sektor restoran, hotel, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Meski saat ini sektor restoran dan hotel terdampak kebijakan efisiensi pemerintah, ia yakin masih bisa dimaksimalkan. "Awal tahun biasanya memang masih landai. Pertengahan tahun sampai akhir tahun meningkat," katanya.

Salah satu sektor yang cukup berat adalah retribusi parkir. Dari Rp 1,6 miliar target yang ditetapkan, pendapatan parkir yang masuk baru Rp 163 juta. 

Sektor pakir juga tidak memenuhi target di tahun 2024, karena hanya mendapat Rp 831 juta arau  50 persen dari target.

Sementara Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) terealisasi Rp 627 juta dari target Rp 3 miliar, atau 20,9 persen. Di dalamnya termasuk jasa kesenian dan  hiburan seperti karaoke, mainan anak-anak dan destinasi wisata. 

Sementara untuk Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan real time setiap hari. "Untuk pajak kendaraan bermotor sekitar 21,05 persen, sementara Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor sekitar 31,52 persen," papar Teguh. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved