Haji 2025

Nabung 18 Tahun, Nenek Penjual Jamu dan Keripik Eceran di Trenggalek Akhirnya Berangkat Haji 2025

Perjuangan Sarinah (75) di Trenggalek yang tahun 2025 ini bisa memenuhi hajatnya untuk berangkat menunaikan ibadah haji.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: irwan sy
Sofyan Arif Candra/TribunJatim.com
TEKUN MENABUNG - Calon Jemaah Haji (CJH) tahun 2025 asal Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sarinah (75). Sarinah menabung dari hasil jualan makanan ringan dan jamu tradisional hingga bisa berangkat haji 2025. 

SURYA.co.id, TRENGGALEK - Peribahasa 'sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit' menjadi gambaran perjuangan Sarinah (75) yang tahun 2025 ini bisa memenuhi hajatnya untuk berangkat menunaikan ibadah haji.

Warga RT 12 RW 4 Dusun Duwet, Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, tersebut menyisihkan penghasilannya dari berjualan jamu tradisional dan makanan ringan hingga bisa berangkat ke tanah suci.

Keinginan Sarinah berangkat ke tanah haram muncul saat ia pensiun sebagai staff tata usaha di SMK Karya Dharma, Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek pada tahun 2007 lalu.

Di dalam hati kecilnya, ia ingin melengkapi rukun islam sebelum usianya semakin menua.

"Ingin berangkat haji karena itu ibadah," kata Sarinah, Selasa (29/4/2025).

Dari keinginan tersebut Sarinah mengisi masa pensiunnya dengan berjualan makanan ringan.

Ia mengemas ulang makanan ringan dengan ukuran lebih kecil yang kemudian dijajakan ke sejumlah instansi pemerintahan.

"Ada 10 instansi, Polres Trenggalek, DPRD Trenggalek, BPS, Dinas PU (Binamarga dan Penataan Ruang), Rutan (Kelas IIB Trenggalek), dan lainnya," lanjutnya.

Setiap bungkusnya, ia menjualnya dengan harga Rp 5 ribu. Dari situ ia mendapatkan untung Rp 2 ribu per kemasan.

Sekali jalan, ia membawa 50 bungkus. Jika hari sedang baik, barang dagangannya bisa ludes terjual, namun tak jarang ia harus membawa pulang kembali puluhan makanan ringan tersebut.

"Setiap hari rata-rata terjual 40 bungkus. Kalau jamu tradisional nya 5-6 sachet setiap hari," lanjut ibu dua anak tersebut.

Makanan ringan yang ia jual bervariasi, mulai dari keripik tempe, keripik pisang, hingga keripik mbote atau ubi talas.

Sarinah melakukan pengemasan ulang barang makanan ringan mulai dari sore hingga malam hari.

Esok pagi-pagi ia sudah harus berangkat ke sasaran konsumennya.

Ia diantarkan oleh anaknya sembari anaknya berangkat bekerja.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved