Pungutan Sekolah di Bojonegoro Jadi Bahasan Dalam 'Sapa Bupati', Dindik Pastikan Tidak Terjadi Lagi

"Katanya Bojonegoro ini daerah terkaya, tetapi kenapa masih ada pungutan seperti ini di sekolah-sekolah?" ungkapnya.

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Deddy Humana
surya/misbahul munir
PUNGLI DI SEKOLAH - Warga Kecamatan Purwosari menyampaikan keluhan dalam program 'Sapa Bupati' Bojonegoro, Kamis (17/4/2025). Salah satunya adanya dugaan pungutan di lembaga pendidikan. 

Kebijakan ini diberlakukan menyusul pengangkatan guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) menjadi PPPK Pemkab Bojonegoro

Dengan demikian, dana BOS yang sebelumnya banyak digunakan untuk menggaji tenaga pendidik non-ASN, kini bisa dialokasikan sepenuhnya untuk kebutuhan operasional sekolah.

"Sejak tahun 2024, kami sudah mengeluarkan kebijakan tidak ada lagi komite sekolah dalam bentuk apa pun," tegas Zamroni.

Ia juga memastikan bahwa tidak ada lagi penarikan iuran bulanan seperti SPP di seluruh SD dan SMP negeri di Bojonegoro. "Untuk iuran bulanan atau SPP, kami pastikan sudah tidak ada di sekolah-sekolah negeri," ujarnya.

Zamroni mengimbau masyarakat untuk berperan aktif melakukan pengawasan. Jika ditemukan adanya pungutan yang tidak sesuai aturan, masyarakat diminta segera melaporkannya ke Dindik.

"Kalau masih ada sekolah yang menarik iuran bulanan, silakan lapor kepada kami. Akan langsung kami tindaklanjuti," janji Zamroni.

Sebagai informasi, Sapa Bupati ini merupakan salah satu dari program quickwin 100 hari pemerintahan Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah.

Program ini bertujuan menyerap aspirasi publik dan menyampaikan keluhan serta kritikan secara langsung kepada Pemkab Bojonegoro. Semua itu langsung dijawab dan ditanggapi oleh Bupati dan wakil Bupati serta Dinas terkait. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved