Panen Raya di Kediri Akan Berlangsung Sepanjang April, Tetapi Tengkulak Masih Membayangi Para Petani

Sementara di lokasi panen utama, Desa Nambaan, luas lahan yang dipanen mencapai 2 hektare, dengan estimasi produksi mencapai 16-17 ton gabah

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori (isyaanshori)
PANEN PASCA LEBARAN - Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa memanen padi di wilayah Kecamatan Ngasem, Senin (7/4/2025). Panen ini menjadi bagian dari gerakan nasional panen serentak di 14 provinsi sebagai bagian dari program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa memimpin langsung kegiatan panen raya padi di Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem, Senin (7/4/2025). 

Panen ini menjadi bagian dari gerakan nasional panen serentak yang digelar di 14 provinsi sebagai bagian dari program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto.

Dalam acara yang dihadiri sejumlah pihak mulai Forkopimda, perwakilan Bulog, BPS, hingga asosiasi pupuk dan mitra pertanian lainnya, Mbak Dewi - sapaan akrabnya - menyampaikan apresiasi kepada para petani yang terus berproduksi demi ketahanan pangan nasional.

"Kegiatan panen raya ini menjadi bukti nyata bahwa pertanian di Kabupaten Kediri terus bergerak maju. Kami mendukung penuh arahan Presiden dalam menjaga ketersediaan pangan nasional," kata Mbak Dewi.

Dalam panen raya ini, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, Sukadi menyebut panen akan berlangsung sepanjang April 2025, dengan total lahan yang siap panen mencapai  6.800 hektare.

Sementara di lokasi panen utama, Desa Nambaan, luas lahan yang dipanen mencapai 2 hektare, dengan estimasi produksi mencapai 16-17 ton gabah.

"Ini bagian dari implementasi program ketahanan pangan nasional yang mulai dijalankan sejak tahun 2024, dan tahun ini diterapkan langsung di lapangan," jelas Sukadi.

Sukadi menambahkan bahwa gabah hasil panen saat ini sudah mulai diserap oleh Bulog. Hingga awal April, tercatat sekitar 200 ton gabah dari petani di Kediri telah masuk ke Bulog.

Namun di lapangan masih ditemukan praktik tengkulak yang membeli gabah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per KG, lalu menjualnya ke Bulog dengan harga resmi.

Guna mengatasi hal tersebut, Sukadi mengumumkan sistem baru yang mulai diterapkan per 7 April. Di mana para petani yang akan panen wajib melapor ke PPL atau Babinsa di desa masing-masing. "Mereka akan langsung menghubungkan ke Bulog untuk dijadwalkan penyerapan," tegasnya.

Langkah ini, menurutnya, tidak hanya menjaga stabilitas harga sesuai HPP, tetapi juga memperlancar proses distribusi dan memastikan petani mendapatkan harga yang adil.

Pemkab Kediri berkomitmen untuk terus memperkuat program swasembada pangan, dengan harapan hasil panen yang maksimal dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di wilayah tersebut.

"Kami imbau para petani yang akan panen dalam 3-5 hari ke depan segera mendaftar agar tidak ada keterlambatan dan seluruh hasil panen dapat terserap optimal," tambahnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved