Bupati Gatut Khawatir Tulungagung Defisit Beras Tahun 2030, Minta Kadis Pertanian Buat Terobosan

Tahun 2020 area tanam padi seluas 45.859 hektare, naik pada 2021 menjadi 49.196 hektare, dan turun lagi di tahun 2022 menjadi 44.815 hektare

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/David Yohanes (David Yohanes)
MESIN PEMANEN PADI - Sebuah mesin pemanen padi dioperasikan di kawasan persawahan Desa Sanan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (7/4/2024). Surplus produksi beras Kabupaten Tulungagung tahun 2020 mencapai 203.046,29 ton, namun turun tersisa surplus 48.457 ton saja di tahun 2024. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo mengingatkan surplus produksi beras terus menurun dalam 5 tahun terakhir. Bupati meminta Kepala Dinas Pertanian untuk membuat terobosan guna meningkatkan surplus beras setiap tahun.

Bupati khawatir, jika kondisi ini dibiarkan maka Tulungagung akan terancam dari surplus menjadi defisit.

"Jika tidak ditangani, pada 2030 Tulungagung akan defisit beras. Saya minta Kepala Dinas Pertanian untuk meningkatkan surplus beras," ujar Gatut, Senin (7/4/2025) saat panen raya di Desa Sanan, Kecamatan Pakel. 

Data tahun 2020, surplus beras produksi pertanian di Kabupaten Tulungagung sebesar 203.046,29 ton. Jumlah ini menurun tajam di tahun 2021 menjadi 108.513,91 ton, kemudian turun lagi tahun 2022 menjadi 94.920,32 ton.

Di tahun 2023 lagi-lagi turun hingga menjadi 75.067,09 ton dan tahun 2024 lalu menjadi 48.457 ton. Jika dihitung, terjadi penurunan surplus hingga 144.588,61 ton selama 5 tahun.

"Salah satu upaya adalah intensifikasi lahan yang selama ini hanya bisa 1 kali lahan. Nanti dibantu sistem pengairan, seperti pompanisasi atau sumur bor agar bisa produksi 3 kali," ujar Bupati.

Kepala Dinas Pertanian Tulungagung, Suyanto mengakui ada alih fungsi lahan tanaman pangan sehingga luasnya semakin menyusut. Alih fungsi ini ada yang digunakan untuk perikanan darat, peternakan dan juga permukiman.

Tahun 2020 area tanam padi seluas 45.859 hektare, naik pada 2021 menjadi 49.196 hektare, dan turun lagi di tahun 2022 menjadi 44.815 hektare.

Luas area tanam semakin menyusut di tahun 2023 menjadi 41.585 hektare dan di tahun 2024 menjadi 36.925 hektare. "Kami hanya bisa melakukan sosialisasi agar mempertahankan lahan-lahan tanaman pangan," ujar Suyanto.

Salah satu faktor menurunnya surplus beras adalah pertambahan penduduk, meski pengaruhnya tidak terlalu besar. 

Tahun 2020 jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung terdata 1.089.775 jiwa. Sementara tahun 2024 bertambah menjadi 1.115.633 jiwa.

Pertumbuhan penduduk berarti meningkatnya konsumsi beras. Tahun 2020 konsumsi beras dalam satu tahun tercatat 88.522 ton. Sementara di tahun 2024 konsumsi beras menjadi 90.623 ton, ada penambahan sekitar 2 ton.

Berkurangnya luas tanam padi juga disebabkan alih tanaman. Banyak petani yang menilai menanam padi kurang menguntungkan dibanding tanaman lain, seperti bawang merah atau melon. Sehingga saat masuk mata tanam (MT) II, para petani sudah tidak mau menanam padi. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved