Sukseskan Net Zero Carbon, ASN Trenggalek Rame-Rame Tanam Bibit Mangrove di Pantai Cengkrong

Untuk itulah kita pilih menanam mangrove sebagai bentuk dukungan Program prioritas Net Zero Carbon

Protokoler dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkab Trenggalek
KONSERVASI HUTAN BAKAU - Para ASN Pemkab Trenggalek melakukan penanaman serentak bibit bakau di Pantai Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Jumat (7/2/2025) untuk mencapai program prioritas net zero carbon Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin. 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Ratusan ASN di Setda Trenggalek mengikuti penanaman massal bibit pohon bakau atau mangrove di Pantai Cengkrong, Kelurahan Karanggandu, Kecamatan Watulimo,  Jumat (7/2/2025). 

Lebih kurang 750 bibit pohon mangrove ditanam dalam rangka mendukung program prioritas Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yaitu Net Zero Carbon.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Trenggalek, Mulya Handaka menuturkan, bakau atau mangrove dipilih karena fungsinya menyerap karbon dioksida sangat baik. "Mangrove sangat berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim," ucap Mulya, Jumat (7/2/2025).

Mangrove juga dinilai mampu menyerap karbon lima kali lebih banyak dari pada hutan dataran tinggi tropis, bahkan tumbuhan yang hidup di perairan payau tersebut berperan menyaring polutan dari air, mengendalikan aliran air, hingga mengurangi erosi tanah.

"Untuk itulah kita pilih menanam mangrove sebagai bentuk dukungan Program prioritas Net Zero Carbon," lanjutnya.

Menurut Ketua Pokmaswas, Imam Saefudin, pada tahun 2002-2003 ekosistem mangrove di Pantai Cengkrong mengalami krisis besar.

Masyarakat menebangi mangrove untuk menyambung hidup. Ditambah waktu itu belum ada aturan yang mengatur meskipun masyarakat tahu baahwa mangrove tidak boleh dirusak.

Karena ekosistem yang rusak, ikan pun semakin sedikit sehingga tangkapan nelayan sedikit demi sedikit menurun, bahkan banyak potensi di bawah mangrove hilang. Mulai kepiting, kerang dan biota lainnya yang sulit ditemukan di Pantai Cengkrong.

Dari kerisauan tersebut terbentuklah Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas). Selain melestarikan mangrove, kelompok ini juga bertugas mengawasi kelestarian ekosistem pantai secara keseluruhan.

"Saat ini hutan mangrove di Pancer Cengkrong menjadi hijau kembali sehingga melimpah keberadaan kerang, siput dan juga kepiting bakau. Ada ratusan ton kerang dan kreco, ini tidak akan habis karena mangrove sebagai rumah biota tersebut terjaga," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved