Tutup Januari 2025, Ini Rekomendasi Pilihan Saham IPOT di Tengah Sentimen Positif Suku Bunga The Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariatif cenderung menguat tipis sebesar 0,16 persen dan ditutup di level 7.166 pada momen Imlek 2025.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
IPOT
Aplikasi IPOT besutan PT Indo Premier Sekuritas. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Sepanjang pekan lalu sebelum libur panjang Isra Mi'raj dan Imlek, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariatif cenderung menguat tipis sebesar 0,16 persen dan ditutup di level 7.166.

Secara garis besar sektor infrastruktur menjadi sektor penopang IHSG dengan penguatan sebesar (2,27 persen).

Sementara sektor pemberat berasal dari sektor properti yang melemah sebesar (-2,26 persen).

Selama perdagangan pekan lalu, asing mencatatkan net sell sebesar Rp919,19 miliar.

Berbicara terkait sentimen pekan lalu yang memengaruhi market, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany, menyebutkan sejumlah sentimen dari sisi global dan domestik.

"Terkait sentimen global, pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump menuntut OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga komoditas minyak dan meminta bank sentral untuk memangkas suku bunga acuan," kata Indri, Kamis (30/1/2025).

Trump juga memperingatkan untuk para pemimpin bisnis global untuk bersiap menghadapi tarif untuk produk yang dibuat di luar Amerika.

Dalam kepemimpinannya ia menyatakan akan membuat otoritas baru yakni External Revenue Service yang khusus dibuat untuk memungut bea masuk dan penerimaan lainnya yang berasal dari luar Amerika Serikat.

"Trump juga memiliki rencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 10 persen atas seluruh barang impor dan bea masuk sebesar 60 persen khusus atas barang yang diimpor dari China," jelas Indri.

Selain itu, bea masuk sebesar 25 persen juga akan dikenakan atas barang impor dari Meksiko dan Kanada guna mendorong kedua negara tersebut untuk turut mencegah masuknya imigran gelap ke Amerika.

Namun saat ini, Trump mengatakan pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10 persen kepada China karena fentanil dikirim dari negara tersebut ke Amerika Kebijakan tersebut digadang-gadang akan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Februari mendatang.

"Sementara itu, The Fed akan mengumumkan arah kebijakan suku bunga pada pekan depan dan para pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya dengan menilai kondisi ekonomi Amerika Serikat yang bervariatif cenderung kuat sebagai pertimbangannya," ungkap Indri.

Selanjutnya, Bank of Japan memutuskan untuk meningkatkan tingkat suku bunga acuan ke level 0,5 persen.

Aksi Bank of Japan dalam meningkatkan suku bunga acuannya kali ini tidak begitu memberikan dampak yang signifikan sebab para pelaku pasar sudah memprediksi dan bersiap akan hal tersebut.

"Dari sentimen domestik, ada sentimen positif mengalir untuk sektor energi sebab pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan harga gas HGBT ke level $7/MMbtu (vs. $6/MMbu tahun lalu)," terang Indri.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved