Nikmatnya Seruput Kopi di Kedai Petikopi GM di Kawasan Heritage Gresik, Sering Didatangi Turis Asing

Kedai Petikopi GM yang berada di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem nomor 37 Gresik, banyak dikunjungi turis mancanegara.

Penulis: Willy Abraham | Editor: irwan sy
willy abraham/surya.co.id
KEDAI PETIKOPI GM GRESIK - Pemilik Kedai Petikopi GM Gresik, Guslan Gumilang, saat menyajikan kopi kepada para pengunjung, Selasa (28/1/2025). Kedai Petikopi GM banyak dikunjungi turis mancanegara. 

SURYA.co.id | GRESIK - Kedai Petikopi GM yang berada di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem nomor 37 Gresik banyak dikunjungi turis mancanegara.

Kedai yang berada persis di depan rumah Gajah Mungkur yang tersohor tersebut menawarkan kopi dari berbagai daerah di Indonesia maupun negara dengan cita rasa yang khas.

Rumah Gajah Mungkur berdiri kokoh sebuah rumah megah pada jamannya dengan nama rumah Batik Gajah Mungkur terlatak di jalan Nyai Ageng Arem-Arem yang tak jauh dari alun-alun kota.

Bangunan tersebut dibangun sejak tahun 1898 dan terdaftar menjadi bangunan cagar Budaya.

Nuansa heritage di Kawasan Bandar Grissee merupakan salah satu destinasi Kota tua dan menjadi andalan pariwisata Gresik telah tersohor di Indonesia bahkan Mancanegara terutama eropa.

"Di sini menjadi jembatan penyambung kedatangan wisatawan Mancanegara untuk singgah menikmati secangkir kopi. Wisatawan mancanegara tersebut beberapa diantaranya berasal dari Belanda, Perancis, Australia, Swedia bahkan Jerman," kata Guslan Gumilang pemilik Kedai Petikopi GM.

Dikatakannya, keindahan arsitektur jaman kolonial sepanjang jalan tersebut yang dikenal dengan nama Embong Peti menjadi ikon kota lama serta menjadi destinasi favorit Karena sangat terjaga keasliannya.

Banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegara berdampak pada pengunjung kedai mungil yang berada di seberang jalan dengan nama Peti Kopi.

Berkolaborasi dengan rumah Batik Gajah Mungkur. Tamu yang berkunjung dari wisatawan lokal ataupun mancanegara dipastikan singgah sejenak untuk berkunjung menikmati kopi sambil mengamati keindahan rumah tersebut.

"Selain itu memang rasa kopi di Kedai tersebut memiliki 'signature" atau ciri khas pada rasa, terutama kopi robusta dengan metode Vietnam Drip yang memiliki Rasa dengan pahit yang pas ditambah krema atau lapisan buih di atas permukaan kopi berwarna cokelat kekuningan dan memiliki tekstur yang lembut dan tebal. Selain itu beragam metode manual brewing (seduh tanpa mesin) menjadi daya tarik tersendiri, seperti Syphon, espresso ROK, V60, mokapot , Satanley Pourover, Asobu coldbrew," paparnya.

Biji kopi robusta lokal Jawa Timur terutama dari Dampit Malang dan Robusta Lampung sumatera menjadi andalan.

Untuk Arabika kedai tersebut memiliki beberapa varian, yang favorit ada dari Gunung Kawi dengan Roastery dari Blitar, cirinya memiliki tingkat keasaman (acidity) yang pas serta rasa buah yang manis (sweetness) pada rasa akhirnya (aftertaste) juga ada Majalaya dari Jawa Barat.

Wisatawan asing Yang pernah singgah adalah Belanda, Perancis , swedia, Australia, Jerman.

Frank Drygala asal Berlin, Jerman sangat menyukai kopi hitam dengan biji robusta lampung karana rasa yang strong.

"Kopi ini membuat saya menjadi semangat dan tidak ngantuk karena milik rasa pahit yang kuat," kata Frank Drygala dalam video yang diunggah di akun instagram Kedai Peti Kopi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved