Koin Jagat Surabaya

Perburuan Koin Jagat Kian Brutal, Hunter Bawa Linggis Gali Taman Prestasi Belakang Grahadi Surabaya

Perburuan Koin Jagat oleh pengguna platform 'Jagat', Hunter, menimbulkan beberapa kerusakan fasilitas umum di Surabaya

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Para pemburu Koin Jagat blusukan ke beberapa titik di Taman Prestasi Surabaya, Selasa (14/1/2025). 

Sekalipun dinilai cocok, dia dan teman-temannya yang mengaku baru sekali mencari koin tersebut, belum berhasil menemukan Koin Jagat.

"Seharusnya ada di sini. Nggak jauh-jauh dari sini," katanya optimis.

Ada juga seorang ibu bernama Reni. Ini menjadi kali kedua dia datang bersama anaknya yang masih balita yang berada di atas keranjang bayi. Tahu dari media sosial TikTok, dia mengaku penasaran dengan Koin Jagat.

"Kalau pun nanti berhasil, lumayan bisa untuk belanja. Apalagi, saya juga nggak perlu modal untuk main game ini," tutur ibu setengah baya ini.

Bagi yang memiliki modal lebih, 'Jagat' juga menyiapkan fasilitas Kartu Harta Kartun untuk mempersempit radius pencarian.

Selama beberapa menit, Kartu Harta Karun akan memperlihatkan lokasi koin secara lebih detail.

Untuk memiliki kartu ini, pemain harus membeli dengan nilai tertentu. Harga terendah dibandrol mulai Rp 14 ribu (3 kartu) hingga Rp 169 ribu (68 kartu).

Pengelola Taman Prestasi mencatat, peningkatan jumlah pengunjung terlihat sejak Rabu (8/1/2025). Pengunjung paling ramai terjadi saat Sabtu (11/1/2025) sore dan Minggu (12/1/2025) pagi.

"Kalau biasanya yang datang mayoritas keluarga atau remaja yang ingin menikmati suasana taman, kali ini yang datang pencari koin," kata Petugas Keamanan Taman Prestasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Soni Suwarno.

Soni mengungkap, beberapa di antara Hunter menyisir taman dengan merusak koleksi tanaman. Mulai dari menginjak, mencabut hingga memanjat pohon.

Bahkan, beberapa di antaranya membawa peralatan seperti linggis, cangkul mini hingga peralatan menggali lainnya.

"Padahal, menurut info aplikasinya ini sudah ada keterangan bahwa (koin) tidak di bawah tanah dan di bawah air," ucapnya.

Tak hanya fokus di taman, ada beberapa Hunter yang berani masuk ke ruangan bangunan kantor Taman Prestasi yang baru direnovasi.

"Hunter ini membuka beberapa laci," ungkap Soni.

Karenanya, berbagai tindakan persuasif dilakukan untuk mencegah perilaku Hunter semakin brutal.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved