Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Nasib Annar Salahuddin Otak Sindikat Uang Palsu UIN Makassar, Tetap Diproses Hukum Meski Sakit

Beginilah nasib Annar Salahuddin Sampetoding yang menjadi otak sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar. Meski sakit tetap diproses hukum.

Facebook
Annar Salahuddin Otak Sindikat Uang Palsu UIN Makassar. Nasibnya Tetap Diproses Hukum Meski Sakit. 

"Tersangka ASS memiliki peran pemberi ide, kemudian ikut memberikan modal, membeli mesin, dan pemberi perintah untuk mencetak uang palsu," tuturnya. 

Annar berulang kali mangkir dari panggilan polisi dan baru memenuhi panggilan pada Kamis (26/12/2024).  

Annar Sampetoding, tersangka otak sekaligus inisiator sindikat uang palsu di UIN ALauddin Makassar.
Annar Sampetoding, tersangka otak sekaligus inisiator sindikat uang palsu di UIN ALauddin Makassar. (kolase tribun timur)

Dalam pemeriksaan yang berlangsung selama 12 jam, Annar Salahudin ditetapkan sebagai tersangka dan langusung ditahan. 

Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit. 

"Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif," sambungnya. 

Hendak Dipakai untuk Pilkada 

Mesin pencetak uang palsu dapat masuk UIN Alauddin Makassar karena peran Dr Andi Ibrahim yang kini berstatus tersangka. 

Pria yang menjabat sebagai Kepala UPT Perpustakaan kampus tersebut hendak menggunakan uang palsu untuk dana Pilkada 2024. 

Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyatakan Andi Ibrahim hendak maju sebagai calon Wali Kota Makassar, namun tak ada partai yang meliriknya. 

"Salah satu pelaku ini pernah mencalonkan diri sebagai calon wali kota, namun gagal karena tidak mendapatkan partai," bebernya, Kamis (19/12/2024), dikutip dari TribunTimur.com. 

Para tersangka juga mengajukan proposal kerja sama kepada salah satu kontestan Pilkada Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, tapi tak menemukan kesepakatan. 

"Bahkan, baru-baru ini mereka mengajukan proposal pada Pilkada Kabupaten Barru ya, mungkin uang palsunya hendak digunakan dalam money politics tapi batal," tuturnya. 

Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Gowa, Irjen Pol Yudhiawan menunjukkan proposal yang diajukan Andi Ibrahim. 

"Jadi tersangka (Andi Ibrahim) mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Barru tapi Alhamdulillah tidak jadi," tuturnya. 

Selama ini keberadaan mesin pencetak uang palsu di perpustakaan UINAM tak diketahui mahasiswa karena berada di ruang bekas toilet. 

Proses percetakan uang diawasi Andi Ibrahim selaku Kepala UPT Perpustakaan UINAM. 

"Di ruang bekas toilet, para pelaku memproduksi uang palsu," tandasnya. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved